Dada Kiri Bolong, Butuh Dana Berobat ke Jakarta
Elsinta Ramadani (7) Lima Tahun Melawan Tumor
Awalnya hanya berupa benjolan kecil akibat jatuh dari pondok lima tahun silam, Elsinta Ramadani (7) divonis menderita tumor. Selama itu siswi kelas 2 SDN 17 Kepahiang begulat melawan penyakit yang diderita. Keadaan ekonomi orang tuanya yang miskin membuat perawatan yang dilakukan hanya alakadarnya saja. Orang tua Sinta--sapaan akrabnya--hanya berharap ada sentuhan tangan sang pencipta untuk menolong anaknya.
Masita Triana--Kepahiang
Sabtu (18/2) siang di tengah cuaca sangat terik, wartawan koran CE bersama rombongan Wabup Netti Herawati SSos mendatangi rumah kediaman Elsinta Ramdani (7) siswi SDNegeri 17 Kepahiang, di Gang Mangga 1 no 33 RT 9 RW 02 Kelurahan Padang Lekat. Jalan yang berliku serta berlubang dan sedikit berdebu tak menghalangi laju kami untuk melihat kondisi Sinta yang didiagnosa menderita tumor di bagian dada.
Selang beberapa lama tibalah kami di rumah Miliyana orang tuan Sinta. Dengan ramah, sang pemilik rumah mengajak kami masuk ke dalam rumah yang hanya berdinding kayu dan tak dialiri listrik itu. Dalam rumah itu hanya dihuni tiga orang, Sinta dan kedua orang tuanya. Sinta ikut menemani orang tuanya menyambut kedatangan Wabup. Sepintas kondisi tubuh Sinta tampak sehat. Namun sesekali ia batuk dan susah bernafas.
Sinta didiagnosa awal mengalami tumor jinak dibagian dada kiri, berawal saat usia Sinta berusia 2 tahun. Kala itu ia terjatuh dari pondok kebun. Oleh ibunya ia dibawa berobat. Pada bagian dada kirinya membengkak dan ada benjolan. Oleh ibunya, Mili, Sinta dibawa ke RSUD Kepahiang untuk ditangani secara medis. Ternyata benjolan tersebut berisi cairan. Oleh petugas medis, cairan tersebut disedot untuk dikeluarkan.
Setelah menjalani pengobatan medis, ternyata benjolan yang sudah disedot kembali mengalami luka. Mili kembali memeriksakan kondisi Sinta ke RSUD Kepahiang. Namun dokter yang menangani Sinta dirujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu. "Waktu itu pihak RSUD Kepahiang merujuk anak saya segera dibawa ke RSMY Bengkulu," kata Mili menceritakan kondisi awal Sinta.
Saat di RSMY Bengkulu, pihak dokter merujuk Sinta untuk dirawat di rumah sakit di Jakarta. Ini lantaran kondisi Sinta yang awalnya mengalami benjolan, setelah dikeluarkan cairannya, luka tersebut menjadi bolong. Bahkan dari awal hanya 1 luka, kemudian meradang pada bagian atas. Untuk melakukan perawatan Mili hanya membawa anaknya berobat ke Puskesmas Pasar Kepahiang. Kondisi ekonominya yang lemah, membuat Mili hanya mampu mengobati penyakit anaknya itu semampunya saja.
Mili hanya bekerja sebagai tukang cuci di rumah salah seorang tenaga kesehatan Edwin (34) warga Jalan Baru. Profesi itu baru ia jalani sejak 3 bulan terakhir. Karena kondisi Sinta mengalami penurunan, seminggu terakhir ibunya tidak bisa bekerja. Takut Sinta mengalami pendarahan jika batuk terlalu keras. "Memang Sinta kalau sedang kambuh sering mengeluarkan batuk darah baik dari luka didadanya maupun dari hidung dan mulut. Saya cemas sekali," kata Mili.
Wabup Netti yang melihat langsung kondisi Sinta mengaku sangat prihatin. Apalagi melihat luka Sinta. "Ibu sabar ya. Nanti kita bantu pengobatan Sinta, karena ini harus segera diobati. Kalau nanti harus ke Jakarta kita akan sama-sama sama bantu," ungkap Netti. Rencananya hari ini Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang akan berkordinasi dengan BPJS karena Sinta sudah memiliki kartu KIS namun ada data yang salah. "Kita akan segera kordinasi dengan dinas kesehatan dan BPJS,karena kartu KIS Sinta ada data yang salah," terang Edwin petuga kesehatan yang merupakan majikan orang tua Sinta. (**)
Sumber: