Teror Beruang Masih Mencekam
BKSD: 5-7 Ekor Beruang Masih Berkeliaran
UJAN MAS, CE - Pasca teror beruang madu yang menerkam Juanda (38) petani kopi warga Desa Meranti Jaya Dusun VI Senin (20/3) lalu, dikabarkan masih Meninggalkan trauma yang mendalam. Tidak hanya bagi korban, namun hampir seluruh warga desa merasa tercekam dengan peristiwa itu. Mereka takut untuk berkebun khawatir akan bertemu dengan beruang yang diperkirakan masih berkeliaran.
Ketakutan dan kecemasan warga desa ini sangatlah beralasan. Sebab menurut keterangan salah seorang warga desa setempat Bakrim (52) bahwa di lokasi ini memang sering dijumpai beberapa ekor beruang. Bahkan dirinya mengaku pernah melihat sendiri beruang tersebut. Tak hanya itu, terang Bahim, pernah para pemburu babi dua kali hampir terkena serangan beruang tersebut. Tentunya ini akan membuat masyarakat resah apalagi pihaknya takut beruang tersebut akan membahayakan anak-anak mereka di desa tersebut.
"Tentunya keberadaan beruang ini sudah sering meresahkan warga. Bukan hanya 1 ekor namun ada sekitar 4 ekoran beruang di areal perkebunan ini," sampainya. Adanya populasi beruang di kawasan ini juga diakui oleh pihak Badan Konservaasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Rejang Lebong. Melalui Kepala Kesatuan Pengelolah Hutan Konservasi (KPHK), Winarsoh mengatakan bahwa setidaknya masih terdapat 5-7 ekor beruang madu yang masih berkeliaran di perkebunan warga. "Kalau dari segi jumlah pastinya kami tidak tahu. Namun yang jelas banyak populasi beruang baik yang ada di kawasan hutan lindung maupun tidak. Bahkan beruang tersebut sudah menyentuh lahan perkebunaan masyarakat," jelasnya.
Winarsoh sendiri usai mendengar ada warga petani yang diserang beruang langsung mengunjungi lokasi. Wartawan Curup Ekspress yang membuat berita eksklusif terkait peristiwa penerkaman itupun diajak untuk melihat langsung lokasi kejadian dan menemui korban Juanda di kediamannya. Berdasarkan keterangan dari korban, diketahui beruang yang menerkam Juanda adalah jenis beruang madu besia 5 tahun. Tingginya sekitar setinggi paha orang dewasa. Dijelaskan Winarsoh bahwa keberadaan beruang yang menteror warga keluar dari kawasan hutan lindung. Keluarnya beruang dari habitatnya ini bisa jadi karena keberadaan beruang tersebut yang mulai terancam. Salah satunya akibat maraknya perambahan hutan lindung atau ilegal loging yang dilakukan masyarakat.
Akibat habitatnya terusik itu, beruang pun keluar dan menghampiri pemukiman warga yang membuat resah penduduk. "Karena keberadaan beruang ini terancam, sehingga mereka banyak keluar dari kawasan hutan lindung tersebut dan mulai masuk ke lahan warga," sampainya. Disampaikannya kembali bahwa ancaman beruang tersebut diakibatkan karena ia terkejut sehingga apapun yang berada di dekatnya melakukan penyerangan kepada siapapun.
"Sebenarnya beruang ini tidak menggangu. Namun beruang bisa menjadi liar ketika mendapat kejutan," katanya. Dijelaskannya bahwa jika dalam 2-3 hari ke depan, beruang masih menyerang dan meresahkan masyarakat, pihaknya akan melakukan pengusiran dengan pemasangan kerangkeng sebagai antisipasi terjadinya korban lanjutan. Serta pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan keberadaan beruang tersebut. "Jika ada penampakan beruang kembali agar segera melaporkan kepada pihak terkait agar segera ditindaklanjuti," pesannya.
Warga Bantu Usir
Teror beruang yang menerkam warga Desa Meranti Jaya Dusun VI, juga membuat khawatir warga di desa sekitar. Salah satunya warga Desa Tanjung Alam. Desa ini hanya berjarak sekitar 1 KM dari lokasi kejadian. Salah seorang warga Desa Tanjung Alam, Ujang (45) mengaku sangat takut untuk beraktivitas ke kebun usai kejadian yang menimpa warga desa tetangganya. "Kami di desa ini merasa ketakutan dengan kejadian ini, apa lagi tempat beruang yang menyerang petani tersebut tidak jauh dari desa ini hanya berjarak kurang lebih satu kilo dari desa ini," ujar Ujang.
Sementara itu Kades Tanjung Alam, Fery bahwa, pihaknya akan segera mengerahkan tim khusus guna untuk mencari dan mengusir beruang yang berulah dan telah meresakan warganya tersebut. "Sebenarnya di sekitar desa ini dari dulu memang banyak beruang yang berkeliaran. Namun setahu saya beruang tersebut tidak pernah menyerang manusia. Dengan kejadian ini saya sebagai Kades turut merasa prihatin terhadap kondisi warga yang diserang beruang tersebut," katanya.
Terkait dengan pengusiran itu, Fery mengatakan dirinya dalam waktu dekat ini akan mengerahkan tim khusus dari PORBI dan bekerja sama dengan warga setempat untuk mencari dan mengusir beruang tersebut. "untuk saat ini saya sebagai kades menghimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di Desa Tanjung Alam dan desa desa tetangga, untuk lebih waspada dan berhati-hati jika pergi ke kebun, apa salahnya membawa golok jika mau ke kebun," tandasnya.
Korban Berangsur Pulih
Sementara itu korban Juanda, yang menerima 13 jahitan di tangan dan di pahanya saat ini kondisinya berangsur pulih. Hal ini diketahui saat tim BKSDA bertandang ke rumahnya. "Saya sudah semakin membaik. Luka akibat gigitan beruang sudah dijahit dan sudah diberi obat. Telapak tangan dan paha saya yang di jahit sedangkan bekas cakaran kuku beruang tersebut cuma dioles dengan obat yang dikasih dokter," teran Jaunda. (CW7/AE2)
Sumber: