TWA Bukit Kaba Kembali Dirambah

TWA Bukit Kaba Kembali Dirambah

KEPAHIANG, CE - Aktifitas perambah kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba kembali beraksi di Kabupaten Kepahiang. Namun sayang belum diketahui pasti siapa pelakunya. Adanya aktifitas perambahan Ini diketahui Rabu (8/7), setelah tim patroli Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Rejang Lebong mendatangi kawasan TWA Bukit Kaba Desa Suka Sari Kecamatan Kabawetan. Menemukan adanya jekak perambahan dalam kawasan tersebut.

Kepala BKSDA Winarso, SH menerangkan kalau aktifitas perambahan yang ditemukan ini, tidak seperti aktifitas perambah biasanya yang melakukan penebangan kayu dengan cara membabi buta. Di tempat ini Winarso mengungkapkan, pelaku perambahan kawasan TWA ini beraksi dengan cara membunuh tanaman kayu yang ada di kawasan secara perlahan. Dengan sengaja menguliti puluhan batang kayu yang masih hidup,

"Kawasan ini (TWA) memang sering dijadikan sasaran perambah yang ingin memanfaatkan kayu-kayu besar dalam kawasan," ungkap Winarso.
Dikatakannya, untuk menutupi aktifitasnya, pelaku tidak menebang pohon yang ada, melainkan dengan sengaja mengulitinya agar kayu yang masih hidup itu secara perlahan mati dan kawasan bisa langsung dijadikan sebagai lahan perkebunan. Lebih lanjut diterangkannya, jika dilihat dari situasi dan kondisi yang ada di sekitar lokasi, kalau aktifitas perambah ini belum lama terjadi. Selain memang kondisi kayu yang dikuliti masih hidup, pemandangan di sekitar lokasi juga menunjukan kalau aktifitas perambah ini terjadi baru - baru ini.

"Ini baru mereka lakukan kerena terlihat kayu belum ada yang mati, dan masih ada jejak jejak bekas perambahan," ujarnya.
Lebih lanjut Winarso mengakui kalau selama ini, kawasan TWA Bukit Kaba ini memang rawan dan rentan terhadap aktifitas pelaku perambahan. Bahkan menurutnya, tidak sedikit saat ini kawasan TWA Bukit Kaba yang sudah rusak akibat ulah pelaku perambah dan ilegal logging.

"Kami harap ada peran warga juga untuk kita sama sama menjaga Kawasan TWA, karena pelaku ini sering sekali masuk disaat kami legah, sementara kami (BKSDA,red) tidak bisa selalu berada dalam lokasi," ujarnya. (CE7)

Sumber: