Caal Musa (60) Tukang Servis Payung Keliling

Caal Musa (60) Tukang Servis Payung Keliling

Seharian Hanya Berpenghasilan Rp 20 Ribu Untuk Hidupi 5 Anak-anaknya

Takdir sudah diatur, kita hanya sekedar menjalankannya saja. Hidup dengan harta kebercukupan sudah tentu menjadi mimpi dan harapan setiap orang, tapi jika Tuhan menentukan takdir lain, sudah menjadi kewajiban pula untuk kita menjalaninya dengan segala kesabaran.

Dengan sebuah harapan, kemiskian tidak sampai turun temurun pada anak dan cucuk. Begtulah yang dijalani Caal Musa (60) warga Kelurahan Talang Rimbo Baru Curup. Keliling dari gang satu ke gang yang lain, mencari orang yang membutuhkan jasanya sebagai tukang servis payung. Bagaimana kisahnya berikut sekelumit wawancara dengan Caal Musa.

WAHYU SETIAWAN PRATAMA, Curup

Sebagian warga Kota Curup Kabupaten Rejang Lebong, sebagian besar mungkin telah mengenali sosol Caal Musa si Tukang Servis Payung satu ini, karena setiap hari Caal Musa selalu mengitari kota Curup, demi mencari sedikit rupiah dari orang orang yang membutuhkan jasanya.

Setiap hari bapak 5 anak ini selalu keluar dari rumah sekira pukul 08.00 WIB bahkan pulang kerumah hingga larut malam berjalan kaki dari rumahnya di Kelurahan Talang Rimbo Baru, membawa prabot payung-payung rusak sebagai tanda dirinya sebagai tukang servis payung.

Diakuinya, meski bekerja seharian rupiah yang didapatkannya tidaklah seberapa hanya kisaran Rp 20 ribu hingg Rp 50 ribu perhari, yang diberikannya kepada sang istri untuk dapat membiayai kebutuhan makan keseharian bapak dengan 5 anak ini.
"Kalau kerja sebagai tukang servis payung ini sudah lama, saya sendiri lupa sudah berapa tahun dan sejak tahun berapa," akunya.

Meski berpenghasilan yang relatif kecil dan terkadang pulang dengan tangan hampa, diakui Caal Musa profesi tersebut terpaksa harus terus dilakoninya, karena hanya sebagai tukang servis payung rusak itulah yang keahlian dan yang dimilikinya.
"Sehari paling banyak dapatnya Rp 50 ribu, terkadang sama sekali tidak dapat," ujarnya.

Mau beralih dengan pekerjaan lain, Sambung Caal Musa, dirinya tidak memiliki kepandaian lain, dan juga tidak memiliki modal untuk memulai usaha lainnya.
"Gimana lagi harus dijalani saja dan disyukuri kalau ada rezeki yang diberikan, karena mau berkebun kami tidak punya tanah dan mau usaha lain juga tidak ada modal,' ucapnya.

Diakuinya, bekerja sebagai tukang servis payung dengan penghasilan yang tidak menentu. sangatlah tidak dimungkinkan bagi dirinya untuk dapat menyekolahkan kelima anak-anaknya pada jenjang yang lebih tinggi. Karena untuk hanya sekedar makan saja sampai Caal Musa dari apa yang dirinya dapatkan tidaklah bisa mencukupi.
"Dapat untuk makan saja syukur," ujarnya.

Sehingga dengan demikian Caal Musa hanya dapat menyekolahkan anak-anaknya hanya sampai menamatkan sekilah jenjang sekolah dasar (SD)
"Kalau harapan besar, tapi tidak mungkin bisa tercapai berapalah penghasilan saya sebagai penyervis payung," keluhnya.

Besar harapan Caal Musa, kedepan kehidupan kelima anak-anaknya tidak sama dengan apa yang dirinya alami saat ini. Karenanya yang paling penting ditamankan Caal Musa pada kelima anak-anaknya, selalu mensyukuri apa yang didapat dan jangan berbuat yang dilarang agama dan bertentangan dengan hukum.

Dengan demikian ada harapan kepercayaan orang lain untuk dapat membaw kelima anak-anaknya untuk bekerja yang lebih baik dari apa yang dialaminya saat ini.
'Mudah-mudahan anak-anak saya tidak seperti saya, karenanya kejujuran itu yang selalu saya tanamkan kepada anak-anak saya. Dan yang paling penting juga untuk tidak berbuat yang macam-macam," tukasnya (**)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Whatsapp +628 2178 6396 51

IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:

Sumber: