RL Banjir Durian, Jalan Macet!

RL Banjir Durian, Jalan Macet!

NICKO/CE Tampak suasana keramaian pengunjung dan pembeli duren di sepanjang jalan Kelurahan Talang Rimbo Baru, Curup. --

REJANG LEBONG - Setiap musim buah durian tiba. Di jalanan Kota Curup pasti banyak pedagang buah dengan ciri khas wangi menyengat tersebut.
Seperti halnya saat ini, walaupun di Rejang Lebong belum musim durian, tetapi pedagang durian sudah banyak menjamur untuk menjajakan dagangannya.
 
Kondisi ini tentu membuat kegembiraan bagi pecinta durian dan kekhawatiran bagi pengguna jalan. Berikut liputanya. 
 
Nicko Ade Saputra, CURUP
 
Ternyata buah durian yang ada di sepanjang jalan di kota Curup bukan berasal dari Rejang Lebong melainkan dari berbagai daerah. Seperti Lubuklinggau dan sekitarnya. 
 
Kalau kita melintasi kota Curup, keberadaan pedagang durian biasanya menjajakan dagangannya seperti di depan GOR, Pasar Atas, dan di sepanjang jalan Kelurahan Talang Rimbo Baru Kecamatan Curup Tengah.
 
Tentunya ini menjadi tempat wisata tersendiri untuk para pengunjung yang gemar mengkonsumsi buah tersebut. 
Hanya saja situasi tersebut sangat disayangkan oleh beberapa warga RL, dimana keberadaan para pedagang duren pada beberapa titik berpotensi menyebabkan kemacetan lalu lintas. 
 
Sebagaimana disampaikan Rustam (40) salah seorang pengendara di RL, dimana dirinya menyambut baik jika RL menjadi tempat berkumpulnya para penjual dan penggemar duren dari berbagai daerah.
 
Karena hal itu dapat menjadikan RL sebagai salah satu kota wisata duren yang ada di Provinsi Bengkulu. Hanya saja dirinya sangat menyayangkan, lokasi para pedagang duren tersebut berjualan berada dijalan lintas yang ramai pengendara lewat, seperti truk dan juga mobil besar, sehingga berpotensi menyebabkan jalanan menjadi macet untuk beberapa saat.
 "Saya menyambut baik jika RL dijadikan tempat wisata duren bagi semua masyarakat setempat dan sekitarnya. Dan sah-sah saja jika banyak pedagang yang datang ke RL untuk berjualan. Hanya saja akan sangat disayangkan jika berjualannya terlalu dipinggiran jalan umun, dan dapat menyebabkan jalanan menjadi tersendat," ujarnya. 
 
Dikatakan Rustam, pemerintah terkait juga wajib memperhatikan hal-hal seperti itu. Dimana hal ini sudah menjadi fenomena dan tradisi masyarakat RL setiap muim duren tiba.
 
"Memang para pedagang duren tersebut pasti diizinkan untuk berjualan didepan ruko yang berada disepanjang jalananan tersebut. Hanya saja perlu diperhatikan sebagaimana fungsinya, dimana jalan merupakan fasilitas umum yang seharusnya digunakan untuk pengendara dengan kenyamanan yang diberikan," ucapnya. 
 
Hal senada juga diungkapkan Abdullah (45) salah seorang pengunjung yang berasal dari Kabupaten Lebong, dimana dirinya menganggap wisata duren yang ada di RL ini sangatlah diminati oleh masyarakat luas yang menyukai buah duren.
 
Hanya saja memang dikatakannya, jangan sampai mengganggu laju lalu lintas, dan menyebabkan kemacetan karena keberadaan para pedagang duren yang berjualan di dipinggiran jalan.
 
"Kalau saya selaku pendatang yang berkunjung untuk mencicipi duren, sangat senang dengan ramainya pedagang di RL ini. Dimana memang sangat banyak pedagang duren yang berdatangan kesini karena pembeli yang ada disini cukup besar. Hanya memang perlu diperhatikan, jangan sampai hal ini menyebabkan terganggunya lalu lintas," sampainya. 
 
Sementara itu, Mustika (40) salah seorang pedagang duren yang berasal dari Lubuklinggau menyampaikan, bahwa kedatangannya ke RL hanya untuk berjualan.
 
Dimana menurutnya RL merupakan salah satu daerah yang paling banyak pembeli yang datang.
Akan tetapi dirinya tidak menyangka, kalau keberadaaan dirinya yang berjualan dipinggiran jalan dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas. 
 
"Saya berjualan di sepanjang jalan ini selama 5 tahun. Untuk itu kami akan menjaga ketertiban, agar tidak terjadi kemacetan lalu lintas. Yang jelas kami kan tetap menjaga ketertiban, kebersihan, dan juga mengarahkan para pembeli agar tidak berhenti dipinggiran jalan," tukasnya.
 

Sumber: