Fenomena 'Revenge Quitting' Gen Z! Jadi Bentuk Protes Ketika Resign, Ini Alasannya

Fenomena 'Revenge Quitting' Gen Z--
CURUPEKSPRESS.COM - Generasi Z kini dikenal dengan tren "revenge quitting", yaitu mengundurkan diri dari pekerjaan secara mendadak sebagai bentuk protes terhadap perlakuan tidak adil di tempat kerja. Mereka memilih keluar tanpa pemberitahuan, bahkan saat perusahaan sedang sibuk, untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap lingkungan kerja yang dianggap toksik.
Studi menunjukkan bahwa alasan utama Gen Z melakukan ini adalah karena beban kerja berlebihan, kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta budaya kerja yang tidak sehat. Mereka merasa tidak dihargai dan lebih memilih keluar daripada terus berada dalam situasi yang merugikan kesehatan mental mereka.
BACA JUGA:Kanker Kolorektal! Meningkatnya Kasus di Kalangan Gen Z dan Gejalanya
BACA JUGA:Tren 'Soft Saving': Menabung dengan Gaya Ala Gen Z yang Tetap Menyenangkan
Selain itu, Gen Z memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan. Mereka mencari tempat kerja yang sejalan dengan nilai-nilai pribadi, seperti inklusivitas dan keberlanjutan. Ketika perusahaan tidak memenuhi harapan tersebut, mereka cenderung memilih untuk resign daripada menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak sesuai.
Fenomena ini juga dipicu oleh ketidakpuasan terhadap struktur hierarki tradisional di tempat kerja. Gen Z lebih menyukai lingkungan kerja yang egaliter dan kolaboratif. Ketika dihadapkan dengan sistem yang kaku dan otoriter, mereka merasa terkekang dan tidak dihargai, yang akhirnya mendorong mereka untuk keluar. Namun, tindakan "revenge quitting" ini dapat berdampak negatif pada reputasi profesional mereka. Pakar menyarankan agar Gen Z lebih memilih komunikasi terbuka dengan atasan untuk menyelesaikan masalah daripada mengambil langkah drastis yang bisa merugikan karier mereka di masa depan.
BACA JUGA:Semakin Populer di Kalangan Gen Z, Ini Manfaat Shampoo Non SLS untuk Kesehatan Kulit Kepala
BACA JUGA:Gen Z Harus Tahu! Ini Efek Stres Jangka Panjang pada Kesehatan
Perusahaan juga perlu beradaptasi dengan kebutuhan dan nilai-nilai Gen Z. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, fleksibel, dan menghargai kontribusi karyawan dapat membantu mengurangi tingkat turnover dan membangun hubungan kerja yang lebih baik. Dengan memahami akar permasalahan dan mencari solusi bersama, baik karyawan maupun perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif, menghindari tindakan "revenge quitting" yang merugikan kedua belah pihak.
Sumber: