Mengunjungi Korban Selamat dari Sambaran Petir Tanpa Firasat, Tiba-Tiba Terdengar Suara Keras

Senin 01-11-2021,09:19 WIB
Reporter : Sari Apriyanti
Editor : Sari Apriyanti

Salah satu korban selamat dari sambaran petir di desa Pulo Geto Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, Rahmad Efendi (43) mengalami luka bakar ringan dibagian kepala, dada dan paha atas musibah yang dialaminya. Hanya saja pada Minggu (31/10) kemarin sekira pukul 11.00 WIB, dirinya sudah diizinkan pulang oleh tim medis RSUD Curup untuk menjalani rawat jalan dirumah.

Berikut liputanya saat tim Curup Ekspress berkunjung kerumah korban di Pulo Geto.

NICO, KEPAHIANG

Kondisi pondok tersambar petir di desa Pulo Geto Kepahiang.

Saat ditemui wartawan dikediamannya, Rahmad Efendi mengaku jika dirinya masih merasa trauma dan masih tidak percaya akan kejadian yang menimpanya (tersambar petir,red).

"Saya masih belum percaya atas kejadian yang menimpa saya dan Romi (korban tewas,red), saya kira saya juga sudah tidak ada lagi. Karena saat kejadian terjadi spontan saja, dan saat saya sadar saya sudah diklinik sebelum dilarikan kerumah sakit," sampainya memulai percakapan bersama CE.

Diceritakannya, sesaat sebelum kejadian pun dirinya bersama korban sedang istirahat dan ngobrol-ngobrol biasa saja. Karena sebelumnya dirinya dan korban tengah memanen buah mentimun (timun,red).

Kala itu memang cuaca terasa hendak turun hujan, dimana langit hitam dan mendung. Hanya saja tiba-tiba saja ada kilatan cahaya disertai suara dentuman yang keras. Kemudian dirinya mengaku sudah tidak sadarkan diri.

"Andai saja waktu itu saya memangku anak saya, mungkin saya dan anak saya juga terkenda sambaran petir tersebut. Untungnya anak dan isteri saya berada didalam pondok. Waktu itu menurut isteri saya, saya kejatuhan seng pondok," ungkapnya.

Menurutnya atas kejadian tersebut sama sekali tidak ada firasat apapun yang dirasakannya sebelumnya. Hanya saja sebelum kekebun untuk memanen buah timun ini, dirinya dan korban sempat memang tarup disalah satu rumah kerabatnya didesa.

"Memang cerita korban sebelum kekebun ini, dirinya tidak sempat meminum kopi yang disiapkan pihak yang memiliki hajat sewaktu memang tarub tersebut. Saya disini mengolah tanah milik korban yang merupakan bos saya dengan menanam timun," jelasnya.

Adapun dilanjutkannya untuk sekarang dirinya disarankan dokter untuk istirahat dulu beberapa hari ini.

"Karena saya juga masih merasa trauma atas kejadian tersebut. Kejadian tersebut juga masih seperti mimpi bagi saya," sampainya Kepada wartawan, Minggu (31/10) kemarin.

Kendati demikian dirinya menganggap pasti ada hikmah dibalik itu semua dan bisa menjadi pelajaran kedepannya agar tetap waspada.

Tags :
Kategori :

Terkait