CE ONLINE - Belasan mahasiswa yang mengaku Aliansi Masyarakat Kepahiang Bersatu pada Rabu (14/10) kemarin sekira pukul 10.00 WIB melaksanakan aksi damai. Aksi tersebut dengan mendatangi kantor Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kepahiang, dengan membawa beberapa poster dan sepanduk.
Disini mahasiswa mempertanyakan penyebab kelangkaan Gas LPG tabung 3 Kg yang sudah hampir 1 bulan belakangan ini. Tidak sampai disitu, mahasiswa juga sempat mengungkapkan keluhan masyarakat akan mahalnya harga 1 tabung gas 3 Kg yang ditingkat pengecer sudah mencapai harga Rp 40 Ribu.
Dalam orasinya korlap aksi Sandes Saputra yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Mahasiswa Kepahiang (Formak), mempertanyakan fungsi Dinas Perdagangan dalam mengatasi permasalahan kelangkaan yang sudah menjadi keluhan semua masyarakat miskin di Kabupaten Kepahiang.
"Dimana tugas Bapak Ibu sekalian, jangan hanya diam dengan kondisi yang terjadi saat ini," ungkap Sandes.
Masyarakat Kepahiang saat ini dalam kondisi sulit ujung tahun musim, ditambah dengan kondisi pandemi, sekarang penderitaannya ditambah dengan untuk mendapatkan gas yang harganya jauh diatas HET yang hanya Rp. 15.900.
Kadis Perdagangan Koperasi dan UKM Kepahiang H Husni Thamrin, SE yang kemarin berkesempatan langsung menerima belasan pendemo, langsung menanggapi apa yang menjadi tuntutan pendemo. Yang mana dijelaskan Husni, jika persoalan ini sudah menjadi permasalah mereka pula, dan jauh sebelum ini pihaknya sudah melakukan upaya-upaya untuk mengembalikan lagi keadaan yang normal seperti semula.
Hanya saja sampai Husni, pihaknya terbentur pada Peraturan Menteri, jika pengawasan terhadap permasalah Gas, bukan lagi wewenang dari Pemerintah Kabupaten, tetapi sudah dialihkan wewenangnya pada Pemprov Bengkulu.
"Kami memahami permasalahan ini, kami tidak diam, kami sudah melakukan upaya upaya salah satunya turun langsung mengecek kepangkalan apa yang menjadi penyebab kelangkaan. Bahkan sepekan lebih yang lalu kami juga sudah menyurati 2 agen LPG yang ada di Kabupaten Kepahiang, sayangnya sampai dengan hari ini kami belum mendapatkan jawaban resmi dari agen agen yang ada terkait kebutuhan data yang kami perlukan," beber Husni.
Masih dikatakannya, informasi terakhir yang mereka terima jika kelangkaan yang terjadi disebabkan memang adanya pengurangan pasokan langsung dari pihak Pertamina.
"Tapi mohon dimaklumi kami tidak bisa bertindak, karena kami tidak memiliki wewenang itu," sampai Husni.