LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Pemerintah Kabupaten Lebong dibawah kepemimpinan Bupati Kopli Ansori meraih penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Penghargaan tersebut atas kerja keras Pemkab Lebong yang berhasil mempertahankan Kabupaten Lebong bebas frambusia.
Sertifikat penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong Rachman SKM yang menjadi perwakilan dari Bupati Lebong Kopli Ansori.
Penyerahan sertifikat ini dilaksanakan di Krakatau Grand Ballroom Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Selasa (21/2) bersamaan dengan 103 Bupati dan Walikota Se Indonesia.
BACA JUGA:TPP ASN Naik 20 Persen, Ini Syarat dari Bupati
BACA JUGA:10 Kasus DBD Serang Warga di Daerah Ini
Kepala Dinas Kesehatan Lebong Rachman SKM mengatakan penyerahan penghargaan ini sekaligus dalam rangka memperingati hari Neglected Tropical Disease (NTDs) sedunia.
Menurutnya penghargaan ini merupakan salah satu wujud apresiasi dan penilaian pihak kementerian kesehatan, atas kerja keras Kabupaten Lebong yang berhasil mempertahankan tanpa adanya kasus frambusia di Kabupaten Lebong.
"Penghargaan bebas Frambusia ini sebelumnya dijadwalkan akan diterima langsung oleh Bupati Lebong Kopli Ansori karena acaranya bertepatan dengan jadwal di Bappenas RI, maka penerimaan penghargaan untuk Pemkab Lebong diwakili oleh saya (Kadinkes, red)," katanya.
Menurutnya sesuai dengan arahan Bupati Lebong seluruh jajaran Dinkes Lebong, sejak awal sudah berkomitmen untuk mengoptimalkan upaya pencegahan, surveilan secara terstruktur bersama stakeholder terkait, serta tertib pelaporan agar Kabupaten Lebong termonitor dengan baik dan terbebas dari penyakit frambusia.
BACA JUGA:Pemkab Alokasikan Rp 275 Juta Bantuan Rumah Ibadah, Begini Syaratnya!!
BACA JUGA:Penduduk Bertambah 1.948 Jiwa
Karena frambusia sendiri merupakan penyakit tropis atau yang dalam beberapa bahasa daerah disebut patek, puru, buba, pian, parangi, atau ambalo.
Penyakit tersebut adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri treponema pertenue yang hidup di daerah tropis.
"Upaya pencegahan dan monitoring ini lah yang dilakukan secara berkala, agar bakteri Frambusia tidak berkembang, termasuk antisipasi penularannya. Yang jelas pola hidup bersih dan sehat, mampu menekan faktor penularan frambusia itu sendiri," singkatnya.