22 Pemain Bertolak ke Filipina, Seorang Nyusul

22 Pemain Bertolak ke Filipina, Seorang Nyusul

140855_709149_kurnia_mega

Piala AFF 2016

JAKARTA, CE - Timnas senior proyeksi Piala AFF 2016 akhirnya telah bertolak ke Filipina untuk m?ulai menjalani rangkaian penyisihan grup. Dari total 23 pemain yang harusnya dibawa, skuat Garuda hanya membawa 22 pemain. "Saat ini kami hanya membawa 22 pemain. Satu pemain akan menyusul besok (Jumat, 18/11) berangkat ke Filipina," kata pelatih Timnas Alfred Riedl, di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (17/11)? siang. Skuat Garuda berangkat tanpa Ferinando Pahabol yang batal bergabung karena tak dilepas oleh klubnya, Persipura Jayapura. Sebagai gantinya, pemain yang menyusul terbang ke Filipina itu adalah Muchlis Hadi Ning Syaifulloh. Pemain PSM Makassar itu ?menjadi pilihan karena kalau memanggil pemain lain, seperti Syamsul Arif, maka Persib Bandung akan menjerit karena total tiga pemain yang dipanggil ke Timnas. Alasan itulah yang sebelumnya membuat Persipura tak melepas Pahabol. Tim Mutiara Hitam itu telah mengirimkan dua pemain, dan enggan menambah sampai tiga pemain. Skuat Garuda terbang menggunakan maskapai Philipine Airlines nomor penerbangan PR540 dan bertolak tepat pukul 14.05 WIB. Saat ini, semua pemain telah masuk di ruang tunggu terminal 2D bandara Soekarno-Hatta. Sementara dari beberapa pemain naturalisasi, Stefano Lilipaly merupakan satu-satunya yang dipilih pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl untuk berjuang bersama Boaz Solossa dan kawan-kawan di ajang Piala AFF 2016. Dalam sebuah kesempatan, Riedl memang pernah mengatakan bahwa, dia tidak begitu berminat dengan sejumlah pemain naturalisasi Indonesia. Penampilan mereka yang tidak begitu maksimal di Piala AFF 2014 adalah salah satu pemicunya. “Saya lebih percaya dengan pemain-pemain lokal. Kualitas dan semangat mereka sangat tinggi untuk tim ini,” kata Riedl. Memang, di skuad Piala AFF 2014, total ada empat pemain naturalisasi yang memperkuat skuad Garuda—julukan Timnas Indonesia. Mereka adalah Victor Igbonefo, Raphael Maitimo, Sergio Van Dijk, dan Christian Gonzalez. Hasilnya, timnas Indonesia babak belur dan gagal lolos babak penyisihan grup. Nah, lantas bagaimana perasaan Lilipaly dengan mendapat kesempatan istimewa itu? Pemain naturalisasi berdarah Belanda itu mengungkapkan bahwa kesempatan yang diberikan oleh Riedl tersebut adalah jawaban atas doa yang selama ini dia panjatkan. “Impian saya sejak dulu memang tampil di pentas internasional bersama Indonesia,” kata pemain berusia 26 tahun itu. Karena semangatnya untuk berkostum Timnas itu pula, membuat dia rela meninggalkan Telstar FC di kompetisi kasta kedua liga Belanda. Padahal, di Telstar, Lilipaly adalah salah satu pilar di lini bertahan di klub dengan julukan The white Lions itu. Di musim ini, dengan posisi sebagai gelandang bertahan, dia sudah mencetak empat gol dan lima asisst. Meski begitu, Lilipaly menyebutkan bahwa dia baru kenal dekat dengan budaya Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Itu setelah dia memperisitrikan gadis cantik asal Manado, Carmen Rowena Lumanauw, dua tahun lalu. “Carmen yang mengajarkan saya banyak hal tentang Indonesia. Kebetulan bahasa di sangat bagus,” ujarnya. Pemain yang pernah berkompetisi di Belanda bersama Consadole Sapporo itu mengungkapkan, wajar bila dia tidak mendapat banyak pengetahuan Indonesia di internal keluarga. Sebab, kedua orang tuanya sudah bercereai sejak dia masih kecil. “Tapi, ayah saya sering memperkenalkan saya makanan dan budaya Indonesia, meski hanya sesekali,” timpalnya. Keluarga besar Lilipaly di Indonesia berada di desa Ihamahu, Saparua, Maluku Tengah, atau bertetangga desa dengan striker Persib Bandung saat ini, Sergio Van Dijk. “Tapi, ada juga keluarga saya di Sorong Papua, Surabaya dan Bogor. Mereka semua senang kalau saya bisa memperkuat tim nasional,” jelasnya. (ben/sam/jpnn)

Sumber: