Sosialisasi BOSDA Kembali Dilakukan

Sosialisasi BOSDA Kembali Dilakukan

CURUP, CE - Menindaklanjuti dana bantuan untuk pendidikan pelajar tingkat SLTA yang diberikan oleh pemkab Rejang Lebong yang sering disebut dengan BOSDA, atau dana pengganti IPP yang nominalnya Rp.150.000 persiswa. SaAat ini untuk triwulan I sudah dicairkan, dan tinggal menunggu pencairan Triwulan II pihak Dispendik kembali melakukan Sosialisasi pengunaan.

Plt Kadispendik T Samuji SPd melalui Kabid Perencanaan Hanapi SPd manyampaikan bahwa pada Kamis di SMA 04 Rejang Lebong seluruk kepala sekolah SMA dan SMA atau sederajat SLTA kembali dikumpukan, untuk diberikan arahan pengunanan dana bosda tersebut, begitu juga harus masuk ke sub juklak jukni yang mana pegunanan tersebut harus dimasukan.

"Contoh dalam dana tersebut tidak boleh ada dana pebayaran untuk guru honor, namun karena sekolah membutuhkan maka sub juklak juknisnya masuk kesarana penujangn kagiatan belajar mengajar," terangnya. Hanapi juga menjelaskan bahwa kepala sekolah tersebut diberikan arahan penggunanan dana tersebut untuk TW berikutnya, sehingga tidak ada penyalah gunaan uang bosda tersebut, serta pihaknya juga meminta kepala sekolah untuk segera membuat laporan pengunana tahap pertama.

"Sudah diarahkan buat laporan, namun jangan sampai ada laporan piktif karena akan sangt dicek pengunaannya," sampainya. Selanjunya pihaknya meminta laporan tersebut dibuat secepatanya,laporan tersebut sama halanya dengn laporan dana BOS pusat, karena laporan pengunan juga akan dilaporkan ke inpektorat untuk dicek, sehingga pengunanan tersebut jelas.

"Laporan tersebut selian kedinas pendidikan, maka akan dicek pula oleh infektorat, jika infektorat sudah menyampaikan tidak ada temuan maka bos tahap selanjuanya bisa dicairkan," tegasnya. Terpisah, kepala SMAN 03 Rejang Lebong Wadoyo SPd menyampaikan dengan diadakanya sosialisasi tersebut diharapan kesalahan pengunaan dana Bosda tersebut bisa lebih terminimalisir, karena dana IPP yang selama inii digunakan untuk pengunaan tidak ada sama sekali atauran pengunaan. "Selama ini ada untuk pembangunan, ada untuk bayar guru tambahan, tetapi kedepanya inikan sudah berbeda, jadi memang harus sering dilakukan sosialisasi seperti ini," tutupnya. (CE1)

Sumber: