Petani Terong Merugi
CURUP, CE - Selain dari petani padi yang merugi akibat angin kencang yang terjadi akhir-akhir ini, ternyata hal yang sama juga dirasakan oleh petani terong. Akibat serangan angin badai yang terjadi (6/12) lalu, sejumlah petani terong mengalami kerugian akibat berkurangnya produksi panen terong.v Seperti yang dialami oleh Amin Salim petani terong di jalan Air Musi Kelurahan Talang Benih. Akibat serangan angin badai ia mengalami hasil panen yang tidak maksimal.
Diakui Amin jika biasanya ia memanen terong sebanyak 250 Kg dalam satu kali pemungutan. Namun akibat cuaca yang kurang mendukung membuat hasil panennya turun drastis hanya 60 kg dalam satu kali pemungutan. "Mau bilang apa lagi. Tidak bisa berbuat apa-apa, karena ini merupakan faktor alam bukan karena ada masyarakat yang usil," ungkap Amin. Penyebab kerugian tersebut karena angin yang kencang dan disertai dengan hujan yang mengakibatkan bunga terong menjadi gugur karena dibawa angin. Selain itu banyak terong-terong yang busuk karena hujan yang turun tidak menentu dimana sebentar-sebentar panas dan tidak lama kemudian turun hujan.
"Banyak terong yang gagal berbuah dan banyak terong yang busuk dan batang nya banyak yang mati," terangnya. Untuk menanggulangi bencana alam seperti ini, Amin mengatakan bahwa dirinya melakukan pencegahan dengan cara menggunakan pungisida untuk menghilangkan jamur atau bakteri. Hal ini dilakukan dengan harapan hasil panen jangan sampai terus menurun karena bisa menyebabkan kerugian yang lebih besar lagi. Lalu lebih memperhatikan aliran air drainase yang harus lancar dan tidak boleh ada genangan air di ladang.
Amin juga mengatakan bahwa untuk saat ini bisa ditutupi kerugiannya karena saat ini harga terong bulat Rp 3 rb/kg dan terong panjang Rp 2 rb/kg karena sudah mengalami kenaikan harga dibandingkan pada bulan Agustus dan September lalu dimana harga terong hanya Rp 500/Kg nya. "Harga terong mulai mengalami kenaikan sejak bulan Oktober," sampainya. (CW4)
Sumber: