Musim Hujan, Produksi Aren Menurun

Musim Hujan, Produksi Aren Menurun

DOK/CE
Petani aren Rejang Lebong saat memasak gula aren.

SELUPU REJANG, CE - Musim hujan yang melanda wilayah Rejang Lebong beberapa bulan terakhir, sangat berdampak pada para petani aren didesa Air Meles Bawah. Pasalnya para petani aren tidak bisa menyadap pohon aren untuk mengambil bahan baku gula aren akibatnya produksi gula aren mereka menurun.

Seperti disampaikan salah seorang petani, Arsyad (45) bahwa dirinya selama bulan februari kemaren hanya mampu memproduksi 50 kg gula aren.

"Ya bulan kemaren kalau ditotal kan paling banyak 50 kg padahal kalau musim panas paling sedikit dalam sebulat itu 80 kg karena biasanya nyadap pagi dan sore tapi karna sering hujan jadi sehari cuma sekali kadang pagi, kadang sore," sampainya.

Lanjut Arsyad selain aktifitas sadap tidak maksimal dampak lain dari musim hujan juga menyebabkan dirinya kesulitahan mencari kayu bakar kerik untuk memasak gula aren.

"Ya kita juga kesulitan mencari kayu bakar karna sehingga proses masak gula aren menjadi sedikit lama," ujarnya.
Sementara itu petani lainnya, Sikun (56) juga mengeluhkan harga gula aren yang mengalami penurunan yang sudah cukup lama.

"Ya mana hasil kita sedikit ditambah lagi dengan harga dari akhir tahun kemaren hingga sekarang cuma Rp 13 000/kg tapi cakmano lagi kita petani ini hanya bisa pasrah," katanya.
Disisi lain seorang toke gula aren, Yanti (43) membenarkan menurunnya produksi gula aren dari petani serta peneyebab anjloknya harga gula aren karena sepi peminat.

"Ya hampir setiap petani yang jual gula aren kesini menurun biasanya 10 kg jadi 7 kg begitupun yang biasanya 5 kg kadang cuma 3kg bahkan perna 2kg, sedangkan masalah harganya turun karena yang belinya sepi mungkin karna musim sepi tapi bentar lagi bulan puasa baru naik bahkan sampai 2 kali lipat," bebernya. (CW1)

Sumber: