Dampak Covid-19, 285 Pekerja Dirumahkan
KEPAHIANG, CE - Lima bulan berlalu serangan wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Kepahiang ikut berdampak pada peningkatan angka pengangguran. Data yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kepahiang sampai dengan Juni lalu, sedikitnya mencatat ada 285 pekerja yang dirumahkan.
"Untuk pekerja yang di PKH, sampai dengan saat ini kami belum ada menerima laporan, baik dari lapran langsung perusahaan maupun laporan langsung individu yang menjadi korban PHK," ungkap Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perinduatrian Kepahiang Yurnalis.
Yurnalis sendiri tidak menampik jika dampak dari pandemi Covid-19, banyak pekerja non formal yang dirumahkan, akibat terjadinya penurunan omset selama masa pandemi.
"Tapi kalau untuk pekerja yang dirumahkan sementara waktu, akibat terjadinya penurunan omset, dari unit usaha dimana pekerja itu bekerja ada sampai dengan Juni lalu, ada kisaran 285 pekerja yanh dirumahkan," ujarnya.
Dijelaskannya, dirumahkan dalam artian, pekerja tidak di PHK, bisa kembali bekerja jika kondisi usaha dimana pekerja itu bekerja sudah stabil akan kembali dipekerjakan. Ditanya dari unit usaha mana yang banyak merumahkan pekerjaannya, Yurnalis tidak bisa merincikan detailnya. Hanya saja sebut Yurnalis terbanyak dari pekerja IKM.
"Datanya ini kan terus berubah, ada beberapa perusahaan yang sudah kembali memperkerjakan pekerja yang sempat dirumahkan diawal masa Pandemi Covid-19 lalu, ada juga perusahaan dan IKM yang baru baru ini merasakan dampak Covid-19, sehingga harus merumahkan pekerjanya, data sampai dengan saat ini kami miliki terbanyak itu dari perkeja IKM," sebutnya.
Selain itu juga sambung Yurnalis, ada data pekerja dari Toserba, PAMDK, dan perusahaan perkebunan. Hingga total pekerja yang dirumahkan mencapai 285 orang.
"Tapi tidak usah gusar, adankomitmen dari perusahaan, jika kondisi sudah kembali stabil 285 pekerja yang dirumahkan ini, akan kembali dipekerjakan seperti awal," tukasnya .
337 IKM Tetap Bertahan
SEMENTARA ITU, Kepala Bidang Perindustrian Disnaker dan Perindustrian Kepahiang Badiana ST, MM, menegaskan dari total 337 pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang terdaftar pada Disnaker dan Perindustrian Kepahiang hinggal April lalu. Sampai dengan akhir Juni masih tetap bertahan hidup ditengah wabah Corona yang menyerang dunia saat ini.
Menurutnya, sampai dengan kemarin, Selasa, (7/7), dari pantauan dan laporan yang pihaknya terima, tidak ada satupun dari 337 pelaku usaha yang sampai gulung tikar atau tutup akibat Covid-19.
"Inilah kekuatan IKM kita, bagaimanapun keadaan mereka masih bisa bertahan dan tetap bisa hidup danmmenghidupkan usahanya," ujar Badiana.
Salah satu penyebab IKM bisa selalu bertahan dalam kondisi sesukit apapun, khusunya di Kepahiang, mayoritas pelaku usaha di Kepahiang tidak hanya mengandalkan pada 1 unit usaha saja. Mereka, juga memiliki usaha lain.
"Kalau penurunan omset sudah pasti, buktinya ada pekerja yabg dirumahkan, tapi kalau untuk sampai gulung tikar sejauh ini tidak ada," sebutnya.
Selaku OPD yang berkewajiban melakukan pembinaan terhadap 337 IKM yang ada di Kepahiang. Tegas Badiana, pihaknya sudah menyusun beberpa kegiatan stimulus agar para pelaku usaha tetap bisa bertahan hidul dalam kondisi sulit Pandemi dan paska pandemi mendatang. Salah satunya sambung Badiana adalah memfasilitasi kegiatan pelatihan pengembangan usaha bagi 337 IKM tersebut, selain ikut membantu mempromosikan hasil usaha dari IKM bersangkutan.
"Kalau pelatihan pengembangan usaha untuk IKM, sebagaian sudah kami lakukan, kedepan kegiatan ini akan terus kami lakukan. Tujuannya bagaimana IKM kita bisa kuat dan bisa terus berusaha walau dalam situasi sulit sekalipun," oungkasnya. (CE7)
Sumber: