Sempat Dapat Penolakan, Warga Positif Covid Akhirnya Jalani Isolasi Mandiri

Sempat Dapat Penolakan, Warga Positif Covid Akhirnya Jalani Isolasi Mandiri

MERIGI, CE - Sempat terjadi penolakan dari warga sekitar, Wg (73) Pasien ke 11 Konfirmasi Covid-19 wagra Desa Taba Mulan Kecamatan Merigi, akhirnya bisa bernafas legah, Senin, (3/8), Wg bisa memulai menjalani masa isolasi secara mandiri dirumahnya sendiri yang berada di Desa Taba Mulan. Ini setelah kemarin Tim Dinas Kesehatan (Dinkes), Kepahiang bersama Perangkat Desa, Babinkantibmas dan Babinsa desa setempat melakukan edukasi dan negosiasi terhadap warga setempat agar pasien tetap bisa menjalankan isolasi dikediamannya sendiri secara mandiri dengan tetap dalam pengawasan dan pemantauan dari pihak puskesmas setempat.

Baca Juga:

"Awalnya memang ada penolakan dari warga setempat yang tidak ingin pasien kita isolasi dirumahnya, tapi Alhamdulillah setelah tadi (Kemarin, red) tim kami melakukan edukasi, akhirnya masyarakat bisa memahaminya dan menerima jika pasien tetap berada dirumahnya untuk menjalani masa isolasi hingga beberapa hari kedepan sampai dinyatakan sembuh," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kepahiang H Tajri Fauzan, S.Km, M.Si.
Dijelaskannya, penolakan dari warga sekitar terhadap keberadaan pasien dapat dimaklumi, karena selain ketakutan ada terjadi penularan, Wg merupakan pasien konfirmasi Cobid-19 yang pertama ditemukan dalam wilayah kecamatan Merigi, khususnya di wilayah Desa Taba Mulan.
"Jadi pasien ke 11 ini, selama beberapa hari kedepan akan menjalani isolasi dirumahnya, tapi ini akan tetap, selalu kami awasi dan kami pantaun perkembangannya setiap hari," ujar Tajri.
Walau kondisi pasien tetap stabil dan tidak memiliki gejala serta tidak ada penyakit penyerta, pengawasan dan pemantauan akan diperketat mengingat pada faktor usia pasien yang sudah lanjut, dan rawan menimbulkan efek gejala. Masih dikatakan Tajri, selain telah dilakukan edukasi dan negosiasi terhadap wagra setempat, kemarin juga pihaknya langsung malakukan tracking kintak pasien, yang tujuannya untuk melokalisir penularan yang lebih luas. Hanya saja lanjut Tajri, dirinya hingga berita ini dilansir belum mendapatkan jumlah pasti orang yang pernah kontak terhadap pasien dan memiliki resiko tinggi tertular.
"Untuk berapa jumlah hasil tracking saya belum dapat laporannya, tim sampai sekarang (Sore kemarin,red) masih berada dilapangan," sebut Tajri.
Apakan orang-orang yang berhasil terjaring dari tracking akan di swab atau hanya dilakukan rapid test, tegas Tajri akan dilakukan analisa terlebih dahulu melihat seberapa beresikonya orang-orang tersebut akan tertular, dan seberapa erat kontaknya terhadap pasien. (CE7)

Sumber: