Harga Kol Rp 200 Per Kg, Petani Kol Mengeluh

Harga Kol Rp 200 Per Kg, Petani Kol Mengeluh

CE ONLINE - Harga kol di tingkat petani di Rejang Lebong mengalami anjlok. Bahkan paling rendah dalam beberapa bulan terakhir ini. Salah satu penyebabnya yaitu pandemi covid-19 yang belum berakhir. Dampaknya, petani mengeluhkan rendahnya harga kol tersebut dan banyak mengalami kerugian karena harga kol tidak sebanding dengan biaya produksi.

Salah satu warga Desa Sambi Rejo Kecamatan Selupu Rejang Sugianto (48) petani yang menanam kol diatas lahan seluas 500 meter di desa yang berada di desa kali Padang kecamatan Selupu Rejang.
"Saat ini harga kol termasuk paling titik terendah, di petani kemungkinan besar ya periode tanam berikutnya tidak bisa tanam lagi," katanya kepada CE pada Kamis (24/9) kemarin.
Menurutnya, harga kol di pasaran berkisar Rp 600 sampai Rp 700 per kg. Sementara ditingkat petani hanya Rp.200 per kg nya. Padahal pada masa sebelum Covid-19, harga kol masih berkisar Rp. 2000 per kg dengan modal atau biaya produksi minimal Rp 1.200 per kg.

"Ya mau gimana lagi pak yang saya takutkan kalau sayuran kol terus-terusan begini periode berikutnya ya mungkin tidak bisa tanam lagi," ujarnya.
Penyebab rendahnya dikarenakan pandemi dan juga daya beli masyarakat kurang serta banyaknya gudang memasok sayuran dari luar daerah. Sehingga petani lokal susah untuk menjual ke luar daerah.

"Ya sebenarnya itu sih yang menjadi permasalahan kami petani lokal karena banyaknya pasokan dari luar daerah dimana lagi sekarang harga pupuk mahal," jelasnya.
Senada juga dialami Suprianto (39). Diungkapkannya, untuk kol harga normal di tingkat petani seharusnya Rp 2.000 perkg. Ia mengatakan pada tiga bulan lalu harga kol di pasar masih Rp 700 sampai Rp. 800 per kg dan masih merugi.
Untuk harga sayuran yang meningkat di tingkat pasaran bulan ini seperti sawi Rp. 2.500 per kg, sebelumnya Rp.500 per kg, sedangkan cabe Rp. 20 per kg dan terong Rp.2000 per kg. Tetapi beda dengan tomat yang seharusnya naik sekarang kembali lagi dengan harga Rp.2.500 dikarenakan juga ada pemasokan yang datang dari daerah lain yang menyebabkan tomat dengan harga standar.

Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah baik pusat dan daerah terhadap masalah ini. Agar perekonomian para petani bisa sejahtera untuk kedepannya. (CW1)

IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:

Sumber: