BKSDA dan PORBI Beri Penjelasan, Soal Serangan Babi Hutan

BKSDA dan PORBI Beri Penjelasan, Soal Serangan Babi Hutan

CE ONLINE - Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, Said Jauhari, S.Hut., M.Si menyebut banyak faktor yang menyebabkan babi hutan masuk ke permukiman, menyerang, bahkan membunuh manusia. Salah satu faktor yang bisa jadi penyebabnya yakni persaingan antar kelompok babi hutan saat mencari pakan.

Baca Juga:

"Seperti faktor alam bisa juga, ya mungkin persaingan antar kelompok babi hutan saat mencari makan jika dalam satu kelompok babi hutan terdapat induk jantan yang tersisih, pasti dia akan mencari wilayah baru," katanya saat diwawancarai CE, Selasa (03/11).
Ia mengatakan terusiknya wilayah babi hutan itu saat masyarakat mulai menggarap lahan hingga sekitar kawasan hutan itu juga menjadi salah satu penyebab babi hutan turun ke perkampungan. Bahkan bisa membuat babi menyerang warga yang tengah berladang seperti yang kejadian ini.

"Babi hutan ini kan hewan yang relatif pandai, waspada, dan mudah terkejut perjumpaan yang tiba-tiba dengan manusia bisa berbahaya bila manusia berada pada jarak serangan si babi hutan, maka babi pasti akan mempertahankan diri," katanya.
Said juga mengungkapan jika kondisi hutan di Provinsi Bengkulu ini masih cukup bagus tidak menutup kemungkinan jika populasi babi hutan di tingkat Rejang Lebong juga cukup banyak. Untuk mengantisipasi konflik langsung dengan babi hutan, Said menyarankan agar petani yang berdekatan dengan kawasan hutan menyiapkan alat-alat yang menciptakan bunyi. Ada baiknya pula, di sebuah kawasan perkebunan, petani memelihara anjing penjaga.

"Setidaknya para petani ini memelihara anjing di kebunnya itu akan mengusir satwa dan lebih aman, dan apabila babi hutan sudah mendekati si manusia tersebut diusahakan untuk kabur dari jangkauan babi dengan memanjat pohon atau tiang," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Persatuan Olahraga berburu Babi (PORBI) Kabupaten Rejang Lebong, Nata Dinata menduga jika kejadian yang terjadi di Desa Baru Manis tersebut diduga babi hutan tersebut sempat mengalami luka, atau tertembak oleh perburu sehingga membuat si babi hutan stress justru akan akan lebih agresif.

"Ya mungkin ini yang memicu babi hutan tersebut masuk ke area perkebunan dan menyerang warga karena naluri babi sangat kuat apalagi saat keadaan terancam," ungkapnya.
Pasca kejadian tersebut Nata dan juga Persatuan Olahraga berburu Babi (PORBI) Kabupaten Rejang Lebong, bersama warga lainnya ikut turun mencari keberadaan babi hutan yang membuat warga meninggal dan terluka.

"Ya setelah kejadian tersebut kami PORBI Rejang Lebong langsung turun bersama dengan tim untuk mencari keberadaan babi hutan itu, tetapi sangat disayangkan babi hutan yang dididuga menyerang manusia dan membunuh manusia itu tidak kami dapatkan, kami hanya mendapatkan kawanan yang lain, tetapi dengan kejadian ini insyaallah minggu berikutnya kami akan fokuskan berburu ke arah hutan bermani ulu," tuturnya. (CW1)

IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:

Sumber: