Soal Pohon Tumbang, KPHL : Banyak Faktor Kemungkinan Penyebab
CE ONLINE - Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bengkulu wilayah Kepahiang Yudi Riswanda, S.Hut menyebut bahwa penyebab tumbangnya kayu besar dijalan Lintas Kepahiang Bengkulu pada Minggu kemarin disebabkan banyak faktor, selain faktor alam juga ada faktor non alam.
Disampaikannya, faktor alam bisa dipengaruhi oleh cuaca, dan juga usia tanam pohon yang sudah tua, sedangkan untuk faktor non alam bisa disebabkan oleh ulah mansianya sendiri.
"Kalau untuk pohon kayu yang tumbang minggu sore itu, kami melihat lebih dari faktor usia tanaman, apa dibalik itu semua juga dipengaruhi adanya faktor pendukung, salah satunya banyaknya instalasi pengambilan sumber air bersih dalam kawasan yang yang kerab bocor dan pecah, sehingga ini mengakibatkan terjadinya gerusan tanah disekitar kawasan. selain itu juga ada faktor non alam lainnya ulah manusia yang kerap melakukan perambahan dan menjadikan kawasan itu sebagai area pertanian," beber Yudi.
Selaku pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan kawasan HL register V dimana tempat peristiwa tersebut terjadi, pihaknya telah berulang kali memberikan peringatan kepada masyarakat yang berada didekat kawasan untuk tidak melakukan perambahan. Termasuk memanfaatkan sumber air yang ada dalam kawasan itu.
Hanya saja tegas Tudi, sejauh ini hal tersebut belum diindahkan oleh pihak pihak tersebut. Disebutkan Yudi salah satu pihak yang pernah mendapatkan teguran dari pihaknya adalah Manajemen RSUD Kepahiang yang memanfaatkan sumber air dalam kawasan tersebut, dimana instalasi pipa milik RSUD Kepahiang, pernah menjadi penyebab tumbangnya kayu essar dalam kawasan tersebut beberapa waktu lalu.
"Kami akan turun kembali, mengecek penyebab pastinya jika hal ini disebabkan oleh ulah manusia pasti akan diberikan tindakan tegas sesuai dengan undag undang yang berlaku," tukas Yudi.
Laju Lalin Sistem Buka Tutup
PASCA tumbangnya pohon besar yang terjadi di jalan lintas Kepahiang - Bengkulu Tengah atau tepatnya di Desa Tebat Monok, hingga Senin (12/7) siang pukul 13.00 WIB pemberlakukan lalu lintas masih 1 arah dengan sistem buka buka tutup.
Dimana hal tersebut, lantaran Petugas dari BPBD Kepahiang yang dibantu oleh Personil dari TNI dan Polri, masih melakukan pembersihan puing puing kayu sehingga masih menimbulkan kemacetan. Di sisi lain, 1 Unit Escavator ilik BPBD Kepahiang masih ditempatkan dilokasi kejadian, guna menghindari kemacetan panjang seperti saat kejadian personil Sat Lantas polres Kepahiang masih memberlakukan pola buka tutup.
"Alhamdulillah tepat sekira pukul 22.30 WIB malam, sebagian besar puing puing kayu yang roboh sudah berhasil kita singkirkan dan laju kendaraan sudah mulai bisa kita urai," ungkap Kasat lantas AKP Ferry Octapiari Pratama SIK MH.
Guna mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan paska kejadian, sambung kasat hingga siang jelang sore kemrin pihaknya masih mensiagakan personil untuk mengatur laju lalin.
"Kalau sekarang sudah lancar, tapi kami masih melakukan pengamanan di TKP, khususnya disaat ada kendaraan berbadan besar kami masih memberlakukan sistem buka tutup satu arah," sebutnya.
Sedangkan untuk kendaraan korban yang mengalami musibah dari peristiwa tersebut sebut Kasat saat ini sudah pihaknya amankan di Mako Polres Kepahiang.
BPBD Minta Masyarakat Waspada
TERPISAH Kepala BPBD Kepahiang, Ir Taufik meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan kembali terjadinya pohon tumbang di jalan lintas Kepahiang - Bengkulu. Namun secara pribadi, Taufik mengatakan bahwa penyebab pohon tumbang tersebut karena faktor usia.
"Nah kalau bicara soal apa penyebabnya, saya tidak terlalu berkompeten untuk menjawabnya ada pihak pihak lain yang itu punya kapasitasnya, namun berdasarkan analisa kami karena faktor usia kayu yang memang sudah tua," ujar Taufik.
Diakui Taufik bahwa pihaknya hanya bisa memberikan peringatan saja kepada masyarakat dan membantu melakukan evakuasi.
"Oleh karena itu, dalam kondisi cuaca yang memang tidak memungkinkan, bagi pengendara yag melintasi jalan tersebut diharapkan untuk meningkatkan kehati hatian. Dan jika memang tidak memungkinkan kalau perlu dilakukan penundaan untuk melintasi wiayah Kepahiang- Bengkulu," pungkasnya.
Sebelumnya, pasangan suami istri (Pasutri) yang diketahui warga Jalan Diponegoro Kelurahan Majapahit Kecamatan Lubuk Linggau I Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan Tury Armoko (40) dan Levi Jumaini (40) tewas ditempat kejadian perkara (TKP).
Ini setelah kendaraan mini bus Toyota Innova Ribon warna hitam Nopol BG 1687 HT yang dikendarai pasutri ini tertimpa pohon besar yang tumbang di wilayah pegunungan Jalan Lintas Bengkulu – Kepahiang tepatnya di Desa Tebat Monok Kepahiang sekira Pukul 15.00 WIB. (CE7)
Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651
IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:
Sumber: