Satgas Kebencanaan Tebang Pohon Besar, Antisipasi Pohon Tumbang

Satgas Kebencanaan Tebang Pohon Besar, Antisipasi Pohon Tumbang

CE ONLINE - Tim Satgas Kebencanaan Kabupaten Kepahiang yang merupakan gabungan BPBD, TNI/Polri DLH Dishub Kebupaten Kepahiang, mulai melakukan peyisiran dikawasan Desa Tebat Monok diluar kawasan hutan Lindung (HL). Alhasil 3 pohon besar yang berada ditepi jalan lintas Kepahiang-Bengkulu tepatnya di Desa Tebat Monok Rabu, (14/7) sekira Pukul 11.00 WIB kemarin langsung dilakukan pemangkasan dan penebangan.

Tak elak, akibat dari pemangkassan yang dilakukan guna mengantisipasi terulagnya kembali peristiwa naas yang dialami pasangan suami istri asal Lubuklinggau Minggu (11/7) lalu, mengakibatkan antrian panjang lalu lintas kendaraan dari dua arak hingga sampai 3 Km lebih, dan laju kendaraan baru bisa diurai oleh satuan lantas Polres Kepahiang yang ikut dalam pengamanan itu sekira 2 jam paska penebangan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD) Kepahiang Ir Taufik yang memimpin langsung pelaksanaan penebangan itu kepada Curup Ekspress, mengatakan jika pemangkasan dan penebangan terhadap pohon besar diarea itu, bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk jika pohon tersebut tumbang dalam kondisi cuaca ekstim seperti yang terjadi di Kabupaten Kepahiang saat ini.
"Pohon Kayu Pulay yang kita lakukan penebangan hari ini (Kemarin, red) memang sudah tua, dan beberapa hari yang lalu beberapa rantingnya juga patah, kami menilai keberadaan kayu ini sangat membahayakan bagi masyarakat terutama bagi yang melintasi jalan ini," ungkap Taufik.

Mengantisipasi adanya korban jiwa dan kerugian material jika pohon besar ini tumbang. Tegas Taufik Pemerintah Kabupaten Kepahiang melalui pihaknya BPBD dan Satgas Kebencanaan kabupaten Kepahiang berinisiatif untuk melakukan penebangan. Dalam proses ini juga Sambung Taufik pihaknya melibatkan unsur lain seperti TNI dan Polri, Dinas perhubungan Satpol PP dan Danmak serta dari DLH.
"Dari pada nanti terulang kembali kasus serupa yang terjadi Hari Minggu lalu, baiknya kita antisipasi dengan ditebang," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Taufik, terkait dengan pernyatakaan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bengkulu wilayah Kepahiang Yudi Riswanda, S.Hut, yang siap melakukan pemangkasan terhadap pohon pohon besar sepanjang jalan lintas Kepahing-Bengkulu khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Kepahiang yang memiliki resiko membahayakan masyarakat.

Juga telah direspon langsung pihaknya, yang dikatakan Taufik jika saat ini pihaknya tengah melakukan pemetaan dan pendataan terhadap keberadaan pohon pohon besar disepanjang jalan lintas Kepahiang Bengkulu mulai dari Desa Rebat Monok hingga perbatasan Bengkulu tengah (Benteng), yang nanti akan diusulkan pihaknya kepada PHL untuk dilakukan pemangkasan.
"Kalau memang bisa dan prosedurnya harus seperti itu kami pasti akan lakukan, hari ini juga (kemarin, red) kami segera turun untuk melakukan pengecekan lapangan secara langsung dan mendata pohon pohon kayu besar yang beresiko tumbang dan membahayakan masyrakat agar nanti bisa dilakukan pemangkasan atau penebangan oleh pihak KPHL," ungkap Taufik.

Sementara untuk mengetahui berapa titik dan berapa jumlah yang akan dusulkan pada KPHL untuk dilakukan pemangkasan sebut Taufik baru bisa pihaknya pastikan setelah kemarin pihaknya melakukan pendataan.
"Untuk angka pastinya kami belum memiliki data itu, karena itu kami akan turun terlebih dahulu untuk melakukan pendataan agar kita dapatkan jumlah dan lokasi pastinya," ujarnya.

Harapan Taufik, KPHL benar bisa melakukan tindakan pemangkasan dan pemotongan terhadap pohon dan kayu besar disepanjang jalan lintas Kepahiang-Bengkulu yang memiliki resiko tumbang dan membahayakan masyarakat. agar peristiwa kelabu yang terjadi Minggu (11/7) lalu tidak terulang kembali.
"Sebenarnya untuk kasus pohon tumbang dalam kawasan HL ini bukan yang pertama kali, tapi sudah sering terjadi dan bahkan dulu dulunya juga ada korban jiwa, harapan kami, hal ini tidak terulang lagi, selain bisa dilakukan antisipasi oleh pihak pihak terkait dalam hal ini KPHL, masyarakat yang melintasi wilayah ini juga perlu meningkatkan kewaspadaan terutama pada kondisi cuaca ekstim seperti saat ini," imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan Taufik, sebelum peristiwa Minggi (11/7) yang memakan korban jiwa sebanyak 2 orang dijalur lintas Desa Tebat Monok BNPN dan BPBD Kepahiang juga telah mengeluarkan peringatan dini kewaspadaan benncana alam. Hal ini dilakukan mengingat konsisi cuaca di beberapa wilayah di Indonesia khususnya di kabupaten Kepahiang dalam kondisi yang tidak terlalu baik, acap terjadi hujan lebat yang disertai tiupan anggin kencang.
"Kita kepahiang ini memang sebagaian besar wilayah kita memiliki resiko tingga terjdinya bencana alam, baik longsor, banjir angin puting bliung serta pohon tumbang, karena itu kewaspadaan koordinasi serta komunikasi masing masngi pihak sangat diperlukan untuk sama sama kita meminimalisir adanya korban dan kerugian besar dari setiap bencana alam yng terjadi," ujarnya.

Ditegaskannya, tidak ada manusia yang bisa memprediksi kapan terjadinya bencana alam dan tidak juga ada manusia yang bisa mengelak takdir tersebut yang bisa dilakukan hanya meminimalisir adanya korban dan kerugian yang besar dari terjadinya peristiwa alam tersebut. (CE7)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Whatsapp +628 2178 6396 51

IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:

Sumber: