Pasal Permen, Siswa Alami Kekerasan Fisik, Korban Divisum di RSUD Curup

Pasal Permen, Siswa Alami Kekerasan Fisik, Korban Divisum di RSUD Curup

CE ONLINE - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Curup menerima usulan visum et revertum dengan kasus kekerasan fisik. Menariknya usulan visum ini atas kasus yang dilakukan oknum guru terhadap muridnya yang diperkiran terjadi pada Rabu (22/9) kemarin.

Informasi yang berhasil dihimpun wartawan, peristiwa tersebut terjadi di salah satu sekolah tingkat madrasah di Kecamatan Merigi Kepahiang. Korban diketahui seorang pelajar sedangkan pelaku merupakan salah seorang oknum guru di sekolah korban menempuh pendidikan.
"Ya benar kita Instalasi Gawat Darurat (IGD) baru saja tangani visum dengan kasus kekerasan fisik di lingkungan sekolah," demikian dibenarkan dokter IGD RSUD Curup, dr Marlin kepada wartawan CE, Kamis (23/9) kemarin.

Dijelaskan Marlin, adapun bagian tubuh NA yang menerima kekerasan fisik dari guru terletak di bagian wajah tepatnya pada bagian pipi. Dimana NA mengaku ditampar dan dicubit bahkan berulang kali.
"Setelah kita tanya, korban mengaku dirinya ditampar beberapa kali, kemudian terakhir pipinya dicubit oleh sang guru yang mengajar pada saat itu," jelasnya.

Adapun berdasarkan informasi yang diterima wartawan, kronologi kejadian tersebut bermula sekitar pukul 09.00 WIB pada hari Rabu (22/9) di dalam kelas sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai. Saat itu NA sedang memakan permen bertangkai. Ketika guru datang memasuki kelas, NA sudah tidak sempat lagi membuang permen yang masih ada dimulutnya. Sehingga guru tersebut melihat, lalu memerintahkan NA untuk maju ke depan kelas. Setelah NA maju, guru menarik dan langsung menampar pipi NA pada bagian kiri dan kanan.

Setelah itu NA tetap diperintahkan untuk berdiri di depan beberapa saat. Tidak lama kemudian guru kembali menghampiri NA, lalu NA di dorong sampai membentur meja. Pada saat Na berdiri dan hendak duduk dibangkunya, guru kembali menampar dan mencubit wajah NA.
"Dari keterangan yang dijelaskan pihak keluarga korban seperti itu," sampai informan CE yang enggan disebutkan identitasnya.

Terpisah Kakan Kemenag Kepahiang, H Lukman saat dikonfirmasi wartawan mengaku tidak mendapatkan informasi terkait kasus yang terjadi salah satu MTS di Kepahiang tersebut.
"Saya cek dulu, karena kami belum mendapatkan infonya," singkat Lukman.

Sampai berita ini diterbitkan, pihak sekolah dan pihak kepolisian belum bisa dimintai konfirmasi terkait kronologi sebenarnya. Hanya saja dari kabar yang beredar antara korban dan terlapor sepakat damai. (CW1)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Whatsapp +628 2178 6396 51

IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:

Sumber: