Bahaya dari Buah Kecubung: Kandungan Racun yang Mengancam Kesehatan Manusia

Bahaya dari Buah Kecubung: Kandungan Racun yang Mengancam Kesehatan Manusia

ILUSTRASI/NET beberapa bahaya dari buah kecubung (sumber foto by google, 01/03/23)--

HEALTH, CURUPEKSPRESS.COM - Buah kecubung merupakan buah beracun yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan atau tanpa pengolahan yang tepat.

Buah ini mengandung senyawa kimia berbahaya yang dikenal sebagai saponin dan aflatoksin yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Berikut ini adalah beberapa bahaya dari buah kecubung yang perlu Anda ketahui:

  • Gangguan Pencernaan

Buah kecubung dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.

Hal ini disebabkan oleh kandungan saponin dalam buah kecubung yang dapat merusak selaput lendir di dalam saluran pencernaan dan memicu iritasi atau inflamasi.

  • Gangguan Saraf

Kandungan aflatoksin dalam buah kecubung juga dapat mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan gejala seperti pusing, sakit kepala, kesulitan tidur, dan kejang.

Efek samping ini dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi buah kecubung dalam jumlah yang sangat besar atau terpapar aflatoksin secara berkelanjutan.

  • Gangguan Jantung

Saponin dalam buah kecubung juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung.

Konsumsi buah kecubung dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung seperti aritmia, serangan jantung, atau stroke.

Hal ini disebabkan oleh saponin yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan memperburuk kondisi kardiovaskular.

  • Gangguan Ginjal

Buah kecubung juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal.

Kandungan aflatoksin dalam buah ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ ginjal dan menyebabkan gangguan fungsi ginjal.

Efek samping ini dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi buah kecubung dalam jumlah yang sangat besar atau terpapar aflatoksin secara berkelanjutan.

  • Risiko Kanker

Kandungan aflatoksin dalam buah kecubung juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, terutama kanker hati.

Sumber: