Makna Kemerdekaan yang Hakiki Menurut Ustadz Abdul Somad

Makna Kemerdekaan yang Hakiki Menurut Ustadz Abdul Somad

IST/CE Tausiyah UAS--

NASIONAL, CURUPEKSPRESS.COM - Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (KemRI) 17 Agustus 1945 yang diproklamirkan oleh Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno, kini telah memasuki usia ke 78 tahun kemerdekaannya.

Ustadz Abdul Somad atas UAS, belum lama ini mengunggah video di Channel Youtubenya @ustadz abdul somad official. UAS menjabarkan beberapa poin mengenai makna kemerdekaan Indonesia. Poin pertama ialah bagaimana kita lepas dari intervensi orang.

"Intervensi Inggris, Belanda, dan Sekutu. Tidak boleh ada yang mengintervensi politik kita. Anak-anak muda saat ini harus mengerti jika nanti kita punya anak atau cucu untuk diajarkan, agar tidak dijajah di masa depan," sebut UAS.

Selanjutnya UAS menjelaskan poin kedua, mengenai ‘bagaimana kita merdeka adalah bebas untuk menentukan nasib kita ke depan.

Setelah merdeka, kita menentukan nasib kita sendiri ke depan, tanpa ada lagi Jepang, tanpa harus ada Belanda dan tanpa siapapun. Kita bersama berkumpul Bhineka Tunggal Ika, berkumpul berbeda ras dan Agama.

BACA JUGA:

Tapi kita berkumpul satu Indonesia, Berbangsa satu bangsa Indonesia, Berbahasa satu bahasa Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia. Kita tentukan arah kita ke depan, kita ingin hidup bersama dan makmur.

Dalam tausiyahnya Selanjutnya UAS melanjutkan poin ketiga mengenai makna kemerdekaan, ialah 'bebas dari kemiskinan'.

Sempat kita membahas biaya masuk pesantren, jika ada seorang anak Rp 1,2 juta masuk pesantren untuk belajar ibadah, akidah dan sebagainya.

Jika dua anak, satu kali lipatnya. Nah, biaya pondok ini siapa lagi kalau bukan wali murid? Lagi-lagi kemiskinan yang bisa mendekatkan kekafiran karena tidak dapat pesantren kan anak.

Lalu poin yang terakhir menurut Da'i asal Pekan Baru ktu yaitu bebas dari kejahilan dan bebas dari hawa nafsu.

"Semisal kita bisa mengendalikan hawa nafsu, serakah tamak, dan kita bisa berbagi itu baik. Karena penjajahan yang mengerikan adalah penjajahan hawa nafsu. Dimana peran setan hanya melihat saja, ketika hawa nafsu turun dia baru bertindak," tutup UAS. 

BACA JUGA:

Sumber: