Laila Al-Ghifariyah, Sosok Remaja Tangguh di Medan Perang
ILUSTRASI/NET Kisah Laila Al-Ghifariyah--
Dalam Sirah Ibn Hisyam, diceritakan momen saat Laila mengikuti Rasulullah menuju Perang Khaibar. Ketika melewati wilayah Ghifar, Nabi dan para sahabat disambut oleh kaum wanita dari berbagai usia yang menawarkan bantuan.
Di antara mereka, ada Laila yang saat itu masih remaja. Melihat semangatnya yang luar biasa, Rasulullah mengizinkannya ikut serta.
Karena merasa iba melihat Laila yang berjalan kaki, Rasulullah mempersilakannya naik ke atas unta beliau. Namun, sebuah kejadian membuat Laila merasa malu. Saat turun dari unta, terlihat ada noda darah di pelana. Rasulullah dengan lembut bertanya, “Ada apa denganmu? Apakah kamu sedang haid?”
BACA JUGA:Kerjakan Amalan Ini, Insyaallah Hutang Bisa Lunas, Kata Syekh Ali Jaber
BACA JUGA:Perbanyak Amalan Ini Selama Ramadhan, Jika Ingin Hajat Terkabul Kata Syekh Ali Jaber
Laila, yang baru mengalami haid pertama, merasa canggung dan tertunduk malu. Rasulullah tidak marah atau terganggu. Sebaliknya, beliau dengan tenang memberikan arahan, “Bersihkan dirimu. Ambil air dalam satu bejana, tambahkan garam, lalu bersihkan pelana yang terkena darah. Setelah itu, kembalilah ke tempat dudukmu.”
Sikap Rasulullah yang penuh pengertian dan kasih sayang ini membuat Laila merasa dihormati. Usai penaklukan Khaibar, Rasulullah memberikan hadiah berupa seuntai kalung kepada kaum wanita Ghifar, termasuk Laila.
Kalung itu secara khusus dikalungkan langsung oleh Rasulullah ke leher Laila, sebagai tanda penghormatan dan motivasi untuknya.
Bagi Laila, kalung itu bukan sekadar hiasan, tetapi simbol kasih sayang dan penghargaan dari Rasulullah. Ia selalu menjaganya dengan hati-hati dan tak pernah melepaskannya.
Bahkan, setiap kali bersuci, ia mencampurkan airnya dengan garam, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saat peristiwa itu.
BACA JUGA:Perbanyak Amalan Ini Selama Ramadhan, Jika Ingin Hajat Terkabul Kata Syekh Ali Jaber
BACA JUGA:Syekh Ali Jaber Jelaskan Sebuah Perbuatan yang Membuat Hidup Seseorang jadi Sia-sia
Wasiat Terakhir Laila
Seiring waktu, Laila tumbuh menjadi seorang perempuan dewasa yang terus mengabdikan dirinya untuk Islam.
Ketika ajalnya mendekat, ia berwasiat agar jenazahnya dimandikan dengan air yang dicampur garam, sesuai ajaran Rasulullah. Ia juga meminta agar kalung pemberian Rasulullah dikuburkan bersamanya.
Kisah Laila Al-Ghifariyah adalah salah satu dari sekian banyak teladan yang menunjukkan keberanian, dedikasi, dan penghormatan kepada para perempuan dalam sejarah Islam.
Sumber: