Terungkap! Oplosan Pertamax Rugikan Konsumen, Pelaku Sudah Ditangkap

Terungkap! Oplosan Pertamax Rugikan Konsumen, Pelaku Sudah Ditangkap

Direktur Optimasi Feedstok dan Produk PT Kilang Pertamina Internasional Sani Dinar Saifuddin (tengah) berjalan memasuki mobil tahanan. Foto: Antara.--

CURUPEKSPRESS.COM - Pertamax kembali menjadi bahan perbincangan. Kali ini bukan soal harga, melainkan dugaan praktik curang yang merugikan banyak pihak. Baru-baru ini, Kejaksaan Agung mengungkap adanya dugaan korupsi di PT Pertamina Patra Niaga, yang melibatkan oplosan bahan bakar. 

Modusnya, Pertalite yang harganya lebih murah diduga dicampur dengan zat tertentu agar menyerupai Pertamax, lalu dijual dengan harga lebih tinggi. Praktik ini bukan hanya merugikan negara, tetapi juga para pengguna kendaraan yang tak menyadari bahwa bahan bakar yang mereka beli tidak sesuai standar. 

BACA JUGA:Efek Mencampur BBM Pertamax dan Pertalite Pada Kendaraan

BACA JUGA:Pertamina Kaji Kenaikan Harga Pertamax

 

Kasus ini mengingatkan pada kejadian serupa yang pernah terjadi di Jabodetabek tahun lalu. Saat itu, empat SPBU di Jakarta dan Depok digerebek Bareskrim Polri karena kedapatan menjual 29.046 liter Pertamax oplosan. Lima orang ditangkap, dengan modus yang tak jauh berbeda: mencampur Pertalite lalu menjualnya sebagai Pertamax. 

Di tengah kenaikan harga BBM, kasus ini semakin memicu keresahan. Per 1 Februari 2025, harga Pertamax di Jakarta mencapai Rp12.900 per liter, sedangkan di Bengkulu lebih mahal, Rp13.500 per liter. Dengan harga setinggi itu, wajar jika konsumen berharap mendapatkan kualitas bahan bakar terbaik, bukan yang telah dioplos. 

BACA JUGA:Risiko Jika Kendaraan Memakai Bensin Oplosan

BACA JUGA:MUI Minta Waspadai Daging Oplosan

 

Kasus ini pun memunculkan banyak pertanyaan. Apakah BBM yang beredar di SPBU benar-benar murni? Seberapa ketat pengawasan terhadap distribusinya?

Masyarakat tentu berharap ada langkah tegas dari pemerintah dan Pertamina agar kejadian serupa tidak terus berulang. Jika tidak, kepercayaan publik terhadap kualitas BBM bisa semakin menurun. 

Sumber: