Pelanggan yang Menunggak Tagihan Air Diingatkan Bayar

Pelanggan yang Menunggak Tagihan Air Diingatkan Bayar

Kantor PDAM Curup.-DOK/CE-

CURUPEKSPRESS.COM - Para pelanggan air minum Perumda Tirta Bukit Kaba Rejang Lebong yang menunggak iuran bulanan, diingatkan untuk dapat membayar tagihan tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ini sebagaimana disampaikan Plt Direktur Perumda Air Minum Tirta Bukit Kaba Rejang Lebong, Pranoto Majid kepada wartawan. Dijelaskannya, tunggakan pembayaran tagihan air minum sudah sangat tinggi. Apabila tidak segera dilunasi, bukan hal yang tidak mungkin dalam waktu lima tahun ke depan perusahaan air minum milik daerah Rejang Lebong ini bisa gulung tikar.

"Kami ingin mengingatkan kembali kepada seluruh pelanggan Perumda Air Minum yang memang memiliki tunggakan, mohon untuk segera dilunasi. Karena ini sangat penting demi kelancaran pelayanan air kepada pelanggan itu sendiri," jelasnya.

BACA JUGA:Bupati Fikri Siap Benahi Perumda Tirta Bukit Kaba

BACA JUGA:Masuki Musim Kemarau, Tirta Bukit Kaba Pastikan Sumber Air Masih Aman

 

Menurutnya, apabila Perumda milik Rejang Lebong ini nantinya benar-benar kolaps, justru yang akan dirugikan adalah pelanggan itu sendiri. Sebab, tidak ada suplai air bersih ke rumah-rumah warga yang selama ini menerima suplai dari Perumda.

"Nah tentu kita tidak ingin hal itu sampai terjadi. Karenanya, kita berharap kerja sama yang baik dari para pelanggan, untuk membayar tunggakannya," kata Pranoto.

Lebih lanjut ia menerangkan, kurangnya suplai air ke rumah pelanggan sering dijadikan alasan oleh pelanggan menunggak bayar tagihan. Padahal, kondisi tersebut baru terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini, karena memang debit air sudah sangat berkurang.

"Saat suplai air masih lancar, mereka sudah menunggak. Tetapi, kekurangan pasokan air, dijadikan alasan," ungkapnya.

BACA JUGA:Tirta Bukit Kaba Tingkatkan Kapasitas SDM

BACA JUGA:Bayar Tagihan Tirta Bukit Kaba Kini Bisa di Alfamart

 

Ketika perusahaan air minum ini didirikan sekitar tiga dekade lalu, sebut Pranoto, debit air dari sumber utama di Sungai Musi mampu mencapai 515 liter per detik. Tapi kini, aliran air tersebut mengalami penurunan signifikan hingga tersisa hanya 149 liter per detik. Kondisi ini disebabkan oleh maraknya pembukaan lahan dan semakin padatnya permukiman penduduk.

Sumber: