Migor Langka, Indikasi Penimbunan Belum Ditemukan
CURUPEKSPRESS.COM, KEPAHIANG - Beberapa hari belakangan ini mak-mak kembali menjerit, atas kembali melambungnya harga bahan pangan berupa minyak goreng (Migor) dipasaran. Tidak hanya sampai disitu penderitaan kaum mak-mak ini kembali bertambah, setelah kebutuhan pokok rumah tangga tersebut keberadaannya sulit dan langka untuk ditemukan.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kepahiang Jan Johanes Dalos, S.Sos, melalui Kabid Perdagangan Ariani Pramawati, SE yang dikonfirmasi terkait dengan hal tersebut mengaku, jika pihaknya sudah mengetahui masalah tersebut. dan saat ini pihaknya juga terus melakukan pemantauan terhadap distribusi dari kebutuhan pangan itu.
"Masalah ini bukan hanya masalah kita di Kepahiang, tapi juga sudah menjadi masalah nasional," kata Ariani.
Dijelaskannya, disemua daerah mengalami hal yang sama, dimana harga migor kembali mengalami kenaikan setelah sebelumnya pemerintah membuat kebijakan dengan menetapkan satu harga migor.
"Kalau kami tanya ke pedagang kenapa jual lebih dari ketentuan pemerintah, jawaban yang kami terima mereka (pedagang, red) modalnya juga mahal yang mereka ambil dari distributor," ucapnya.
Sampai Ariani, sudah menjadi hukum pasar pedagang mau mengambil keuntungan dari setiap produk yang mereka jual.
"Modal mereka sendiri lebih dari Rp 14 ribu, jadi gimana pedagang mau jual dengan harga yang ditetapkan pemerintah," tegasnya.
Disinggung soal kelangkaan Migor yang terjadi saat ini. Apakah ada indikasi permainan penimbunan barang ? Ditegaskan Ariani, sejauh ini dari monitoring yang dilakukan pihaknya secara berkala di pasar dan distributor, pihaknya belum menemukan adanya indikasi penimbunan.
"Kami 1 minggu 2 kali turun ke pasar melakukan pemantauan bukan hanya pada migor, tetapi juga pada kebutuhan pangan lainnnya, memang saat ini ketersediaan barang itu yang sedikit. Pada beberapa gudang distributor pun kami cek juga sama dan memang ada beberapa tempat yang kita cek barangnya kosong. Artinya sejauh ini untuk indikasi penimbunan belum kami temukan," tegasnya.
Masih dikatakan Ariani, untuk mencegah berlarutnya masalah ini, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Satgas Ketahanan Pangan yang ada dibawah kendali DPKP, untuk mencari langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut.
"Nanti kami koordinasikan lagi dengan Satgas, kira-kira apa upaya kita agar situasi seperti ini bisa kembali normal," tukasnya. (CE7)
Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Whatsapp +628 2178 6396 51
IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:
Sumber: