Petani Talang Benih Mengeluh, Pupuk Subsidi Langka, Non Subsidi Mahal

Petani Talang Benih Mengeluh, Pupuk Subsidi Langka, Non Subsidi Mahal

DOK/CE Ilustrasi Net--

REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COMPara petani di Kabupaten Rejang Lebong mulai mengeluhkan susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi dipasaran.

Sedangkan untuk membeli pupuk non subsidi, petani tidak sanggup lantaran harganya yang sangatlah mahal.

Kepada CE, salah seorang petani di Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup Didin (44) menyatakan jika kelangkaan pupuk subsidi seperti pupuk urea selalu terjadi setiap tahunnya.

"Belakangan ini kami kesulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi di kios pupuk," katanya.

Dilanjutkannya, stok yang masuk ke kios sangat terbatas dan nampak berkurang dari penyaluran di awal tahun lalu.

Sedangkan kebutuhan petani di Kelurahan Talang Benih cukup banyak.

"Setelah kami tanya dengan orang yang punya kios, rupanya penyaluran pupuk subsidi dari pusat dikurangi," ujarnya.

Menurutnya jika menggunakan pupuk nonsubsidi harganya sangatlah mahal.

Sementara biaya sarana prasarana produksi yang dikeluarkan para petani meningkat, dan dampaknya pendapatan petani justru berkurang.

"Jadi tidak imbang antara biaya yang harus dikeluarkan petani dengan hasil panen yang didapat, yang ada kami merugi," tuturnya.

Senada juga disampaikan Edi (56) yang juga petani di Kelurahan Talang Benih. Selain pupuk, petani juga membutuhkan obat-obatan pertanian yang diketahui harganya juga mahal.

Seperti halnya obat semprot untuk membasmi hama dan rumput.

Harga obat semprot di pasaran berkisar Rp 80 ribu hingga 90 ribu per liter.

"Bahkan ada yang harganya lebih dari itu, jika ingin menggunakan yang paling bagus," katanya.

Para petani berharap, permasalahan kelangkaan pupuk subsidi di daerah menjadi perhatian khusus pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Sumber: