Jika seseorang tumbuh di lingkungan yang menekankan kesempurnaan atau yang seringkali membandingkan dirinya dengan orang lain, perasaan gagal dapat dengan mudah terbentuk.
Perbandingan sosial ini sering kali tidak sehat karena setiap orang memiliki jalur dan pencapaian yang berbeda.
Misalnya, melihat orang lain sukses di media sosial dapat membuat seseorang merasa tertinggal, meskipun situasi hidup mereka mungkin sama sekali berbeda.
3. Trauma Masa Lalu
Pengalaman buruk di masa lalu, seperti kegagalan yang signifikan atau kritik yang keras, bisa meninggalkan bekas mendalam pada seseorang.
Misalnya, seseorang yang pernah diejek atau dihukum secara berlebihan karena kesalahan kecil mungkin akan selalu merasa bahwa mereka tidak cukup baik, dan perasaan gagal pun tertanam.
Pengalaman-pengalaman ini membentuk keyakinan bahwa setiap kesalahan kecil adalah tanda kegagalan besar, yang pada akhirnya memperkuat rasa tidak percaya diri.
BACA JUGA:Kesalahan Berpikir yang Tanpa Sadar Sering Kita Lakukan
BACA JUGA:Alasan untuk Berpikir Dua Kali sebelum Mengomentari Orang Lain
4. Kurangnya Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri yang rendah dapat membuat seseorang merasa tidak pernah cukup baik.
Bahkan ketika mereka mencapai sesuatu, mereka mungkin meremehkan pencapaian tersebut dan fokus pada apa yang tidak mereka lakukan atau apa yang bisa mereka lakukan lebih baik.
Orang dengan kepercayaan diri rendah sering kali merasa bahwa kesuksesan mereka hanya kebetulan dan bukan hasil dari kemampuan mereka.
Hal ini dikenal sebagai imposter syndrome, di mana seseorang merasa tidak pantas untuk kesuksesan yang mereka capai.