4. Pemukiman yang Dekat dengan Kawasan Hutan
Seiring dengan berkembangnya urbanisasi, banyak pemukiman dan perumahan di Los Angeles yang berada sangat dekat dengan kawasan hutan dan semak belukar.
Fenomena ini, yang disebut urban-wildland interface, meningkatkan risiko kebakaran karena api dapat dengan mudah melintasi batas antara area perkotaan dan hutan. Masyarakat yang tinggal di daerah ini juga rentan terhadap kebakaran yang cepat menyebar.
5. Keterbatasan Sumber Daya
Walaupun Los Angeles memiliki salah satu departemen pemadam kebakaran terbesar di dunia, kebakaran besar sering kali membutuhkan sumber daya yang sangat besar, seperti pesawat pemadam api dan pasukan pemadam kebakaran tambahan.
Keterbatasan sumber daya ini, ditambah dengan kesulitan akses ke area-area tertentu, dapat memperlambat proses pemadaman. Sumber daya yang terbatas juga dapat mempengaruhi kecepatan pemulihan pasca kebakaran.
BACA JUGA:Kebakaran Hutan di LA Hanguskan Ratusan Bangunan, Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi!
6. Perubahan Iklim
Perubahan iklim global juga berperan dalam meningkatkan intensitas dan frekuensi kebakaran hutan. Suhu yang lebih tinggi dan pola cuaca yang lebih ekstrem menyebabkan musim kebakaran menjadi lebih panjang dan api lebih mudah menyebar.
Kenaikan suhu yang signifikan mengurangi kelembapan tanah dan tanaman, membuatnya lebih rentan terhadap kebakaran.
7. Keterlambatan dalam Tanggap Darurat
Kadang-kadang, kebakaran bisa menyebar begitu cepat sehingga petugas pemadam kebakaran kesulitan untuk mengontrolnya sejak awal. Selain itu, kendala dalam koordinasi antara berbagai lembaga atau keterlambatan dalam penerapan langkah-langkah pencegahan kebakaran, seperti pembersihan lahan yang dapat mengurangi bahan bakar potensial, juga bisa memperburuk situasi.
BACA JUGA:Heboh, Pangkas Rambut di Kelurahan Pasar Ujung Kebakaran