REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM- Tingginya curah hujan yang mengguyur di seputaran wilayah kabupaten Rejang Lebong sejak awal tahun hingga sekarang.
Kondisi tersebut sangat berdampak terhadap hasil dari petani karena membutuhkan modal dua kali lipat dari biasanya ketika cuaca panas.
Hal tersebut seperti yang dialami oleh Yulian (45) merupakan warga Desa Air Meles Atas.
Dirinya mengaku jika cuaca hujan yang sering terjadi seperti sekarang membutuhkan pupuk yang cukup lumayan mahal dan proses pemupukan, maupun pengobatan untuk tanaman tomat miliknya tersebut harus dilaksanakan minimal sebanyak 3 kali setiap minggunya.
BACA JUGA:2023 Nihil Pengadaan BPBD Manfaatkan Stok Logistik 2022
BACA JUGA:9 Dosen UPP Dibantu Dana Penelitian, Senilai Rp 45 Juta
Sedangkan kalau cuaca panas hanya dilakukan satu kali saja.
"Untuk jenis tanaman tomat sendiri ketika musim seperti sekarang ini harus secara ekstra perawatannya, jika kita lalai saja maka akan mengakibatkan kebusukan buah, batang dan sebagainya bahkan terancam tidak panen," ujar Yulian.
Dikatakan Yulian, atas kondisi curah hujan yang cukup tinggi dan juga rendahnya harga beli tomat tersebut membuat pihaknya terancam merugi.
"Untuk saat ini informasi yang saya terima bahwasanya untuk harga tomat sendiri hanya seharga seribu rupiah di setiap kilonya, untuk harga tersebut jika kita hanya bisa mengembalikan modal yang kami gunakan saja," jelasnya.
BACA JUGA: Jadian 7 Hari, Pelajar SMP Diperkosa
BACA JUGA:10 Kasus DBD Serang Warga di Daerah Ini
Sementara Yulia mengharapkan seluruh pengepul yang ada di kabupaten Rejang Lebong agar bisa memanfaatkan hasil dari pertanian dari Kabupaten Rejang Lebong saja tanpa harus membeli hasil tani dari luar.
Karena hal tersebut bisa membuat hasil pertanian tomat tersebut banjir dan bisa menurunkan harga beli.
Selain itu juga Yulian mengharapkan Pemerintah bisa membantu pihak petani untuk menyediakan subsidi pupuk di Kabupaten Rejang Lebong karena saat ini pupuk non subsidi cukup lumayan mahal.