Serangan Penyakit Kuning Ancam Petani Cabai

Serangan Penyakit Kuning Ancam Petani Cabai

CURUP, CE - Dengan adanya pernyataan dari pemerintah terkait cabai yang menjadi salah satu komoditas utama di Indonesia untuk saat ini, maka tentunya produktifitas para petani khususnya petani cabai harus meningkatkan produktifitasnya. Akan tetapi untuk saat ini penyakit bongsai atau yang juga disebut dengan penyakit kuning, masih menjadi kendala utama rata-rata para petani cabai yang ada di Kabupaten Rejang Lebong ini.

Dikatakan oleh Kapala Dinas Pertanian Rejang Lebong, Ahmad Rifa'i melalui Kepala Seksi Holtikultura, Santi bahwa untuk saat ini penyakit kuning tersebut sangat mendominasi hampir di semua tanaman cabai yang ditanam para petani. "Berdasarkan pemantauan BP4K yang ada dibeberapa kecamatan di rejang Lebong ini, bahwa hampir semua penyakit yang dikeluhkan oleh masyarakat adalah penyakit kuning tersebut," sampainya. Dikatakan Santi penyakit kuning tersebut mayoritasnya diakibatkan oleh sengatan kutu kebul yang memang populasinya termasuk tinggi di Rejang Lebong ini. "Dari data yang kami miliki, bahwa penyebab utama dari penyakit kuning tersebut adalah akibat sengatan dari kutu kebul, dan untuk pengobatan penyakit kuning itu sendiri masih belum ada obatnya hingga sekarang," katanya. Kemudian dikatakannya bahwa walaupun memang penyakit kuning itu tidak ada obatnya, akan tetapi para petani dapat mengurangi jumlah penyebarannya. "Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh petani yaitu dengan menyelingi tanaman cabai tersebut dengan tanaman lainnya seperti jagung, tomat, ataupun ubikayu. Pananaman tanaman selingan tersebut dibuat disekeliling tanaman cabai yang mana fungsinya sendiri adalah untuk memancing kutu kebul tersebut untuk hinggap disana terlebih dahulu sehingga walaupun tidak dapat diatasi sepenuhnya, akan tetapi upaya tersebut dapat dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penyakit kuning tersebut," terangnya. Selanjutnya ditambahkan juga oleh Jasmiko yang merupakan Junior Ekonomis dari PT Sygnenta Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerakdi bidang pemasaran benih dan pestisida dan penelitian dalam bidang bioteknologi dan genomika bahwa untuk saat ini mereka masih belum menemukan obatnya dan masih dalam proses penelitian untuk menemukan solusi dari penyakit tersebut. "Saat ini penyemprotan pestisida juga bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah penyebaran penyakit kuning ini. Akan tetapi kami sarankan, untuk penyemprotan sendiri jangan dilakukan terlalu sering karena bisa jadi kan memberikan pengaruh terhadap tanaman cabai itu sendiri," sampainya. Selanjutnya Jasmiko menyarankan kepada para petani cabai khususnya, hendaknya perawatan cabai itu sendiri dilakukan pada saat cabai belum dalam masa produksi. "Biasanya jika tanaman cabai tersebut sudah mulai terkena penyakit kuning sebelum masa produksinya, tentu akan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi petani, akan tetapi jika sejak dari awal sudah dilakukan pencegahan seperti dnegan memagar dengan tanaman selingan ataupun memasang sejenis kelambu pelindung, maka jika penyakit tersebut menyerang pada saat cabai sudah mulai produksi, maka tentunya itu tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap produksi tanaman cabai meraka," pungkasnya. (CW3)

Sumber: