3.000 Ha Sawah Rimbo Recap Terancam Kekeringan
CURUP, CE - Kerusakan dan jebolnya pintu air yang berada di Kelurahan Air Putih Baru, kondisinya saat ini sudah sangat meresahkan warga Desa Rimbo Recap. Disampaikan oleh Kepala Desa Rimbo Recap Ruhiyat, bahwa saat ini keadaan Rimbo Recap yang mayoritas masyarakatnya adalah petani, tengah mengalami krisis air. Pasalnya sawah selebar 3.000 Ha yang ada didaerah tersebut sudah mulai kekurangan pasokan air.
"Masyarakat Desa Rimbo Recap yang 80% merupakan petani yang bersawah dan menghasilkan padi di Rejang Lebong ini, saat ini sudah mulai mengalami kekeringan, dan krisis air dan itu berasal dari jebolnya dan rusaknya pintu air yang ada di Kelurahan Air Putih Baru," sampainya.
Diakuinya kondisi ini sudah menjadi konflik petani selama ini, berdasarkan keterangand dari Sekretaris Desa Rimbo Recap, Doni Kurniawan juga mengakui jika kondisi ini sudah mereka musyawarahkan bersama dengan pihak kelurahan Air Putih Baru, dan juga telah mereka adukan kepada Dinas PU Rejang Lebong.
"Kalau musyawarah sudah beberapa kali kita adakan dengan Lurah nya, yang juga merupakan pegawai PU, dan ke PU nya sendiri, juga sudah sering kita masukkan ke PU, namun sampai saat ini situasinya masih seperti ini saja," ungkapnya.
Selain itu, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air Dua Marga (P3A2Marga) Yanto, juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah menyusun jadwal piket pembersihan irigasi dan gotong royong untuk mencari sumber air secara otomatis melalui jalur primer serta pengurasan, hal ini dilakukan mereka setiap hari minggu secara bergiliran.
"Saat ini jadwal piket sudah kita tetapkan, dan masing-masing kelompok tani akan melakukan kegiatan ini setiap minggunya, karena kalau tidak akan bahanya nanti, bisa gagal panen semuanya," ujarnya.
Ruhiyat juga menjelaskan, dampak yang akan dialami oleh petani jika terjadinya kerusakan atau jebolnya satu pintu yang sudah mengalami kerusakan parah tersebut, tidak hanya akan dialami oleh petani Rimbo Recap saja melainkan juga petani yang ada di Kelurahan Suka Marga yang memiliki 4.000 hektar sawah.
"Dan juga Talang Benih, yang memiliki 8.000 hektar sawah, akan terkena imbasnya. Kalau ke tigo penghasil padi tersebut sudah kekurangan air, dan idak pacak nanam padi lagi, otomatis se Rejang Lebong alami dampaknyo kekurangan beras, beras mahal, dan musim paceklik ini la agek malah tambah bahayo, penodongan, maling, dan itu harus dipikirkan," jelasnya.
Ia juga meminta kepada dinas terkait yakni Dinas PU Rejang Lebong, untuk segera memperbaiki kondisi tersebut, sebelum akhirnya sampai mengakibatkan kejadian yang fatal. (CW1)
Sumber: