Hasil Panen Petani Tomat Belum Maksimal
SELUPU REJANG, CE - Petani tomat di Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang mengeluh. Ini lantaran hasil panen tomat mereka tidak maksimal. Salah satunya penyebabnya karena akibat musim hujan banyak buah yang gugur serta buah busuk dibatang, selain itu juga harganya yang turun dari Rp 4500 menjadi Rp 3500 membuat mereka semakin merugi.
Disampaikan salah seorang petani, Repal (40) bahwa harga hasil panennya memiliki harga jual yang berbeda-beda karena selain disebabkan oleh ukuran kualitas buah sendiri sangat mempengaruhi.
"Ya kemaren waktu saya jual hasil panen ada tiga tingkatan harga seperti kalau buah super Rp 3500 kalau yang sedang itu Rp 2500 dan kalau yang kecil-kecil itu Rp 1000," katanya.
Repal juga mengatakan dengan hasil yang tidak maksimal dan harganya yang turun drastis meneyababkan dirinya mengalami kerugian serta mempengaruhi ekonomi keluarga.
"Ya bukannya untuk balik modal saja tidak padahan pengahasilan kami hanya dari sini, jadi kalau dengan kondisi sekarang tentu sangat berpengaruhi terutama untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ujarnya.
Sama halnya dengan Repal petani lainnya, Leni (35) juga mengatakan bahwa dirinya lebih memilih mengecer langsung daripada di jual langsung ke tgudang.
"Ya kalau pagi saya jual di pasar atas dan kalau sudah balik dari pasar saya keliling ke perumnas, memang capek tapi hasilnya cukup lumayan dibanding langsung di jual kegudang," sampainya
Sementara itu salah seorang toke sayuran, Andi (54) mengatakan bahwa turunnya harga tomat sudah cukup lama terus kondisi buah tomat yang di jual oleh para petani banyak yang tidak memenuhi standar permintaan pasar luar daerah.
"Ya kalau turunnya harga sudah cukup lama mungkin sudah sebulan lebih, terus tomat hasil panen juga banyak yang kecil-kecil padahan permintaan pasar langganan kita buah yang buah super," tandasnya. (CW1)
Sumber:
- Share: