Kelapa Sawit Masih Jadi Andalan Ditengah Pandemi

Kelapa Sawit Masih Jadi Andalan Ditengah Pandemi

BENGKULU, CE - Saat ini komoditas kelapa sawit masih menjadi andalan daerah, meskipun berbagai komoditas telah terdampak Covid-19. Bahkan banyak pihak mengaku, kelapa sawit telah menjadi lokomotif perekonomian daerah.
Dikatakan Sekretaris GAPKI Bengkulu, Daniel bahwa tak dapat dimungkiri, Covid-19 telah menyebabkan permintaan dan perdagangan global lesu. Akan tetapi, potensi dan manfaat kelapa sawit yang besar menjadikan kelapa sawit imun terhadap Covid-19.
"Kelapa sawit itu sudah jadi imun bagi perekonomian daerah," kata Daniel.
Dikatakannya bahwa imunitas kelapa sawit di tengah pandemi dan lockdown dibuktikan dengan kegiatan perkebunan yang tetap beroperasi. Selama matahari masih bersinar, tanaman kelapa sawit tidak akan berhenti berproduksi dan terus menghasilkan minyak sawit.
"Meskipun pandemi kelapa sawit tetap berbuah dan menghasilkan pendapatan bagi petani dan perusahaan," ujarnya.
Berbekal kondisi tersebut, tidak mengherankan jika industri perkebunan kelapa sawit hingga saat ini tidak mencatatkan adanya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau merumahkan karyawan perusahaannya. Padahal, sejumlah sektor industri lain termasuk industri yang mengandalkan impor bahan baku sebagai motor penggerak perusahaan telah banyak melakukan PHK bagi karyawannya.
"Makanya hingga saat ini tidak ada perusahaan kelapa sawit yang merumahkan karyawan karena kelapa sawit masih baik," tuturnya.
Sementara itu, Ia juga menilai bahwa masyarakat yang berdomisili di sekitar perkebunan kelapa sawit tidak perlu khawatir terhadap krisis pangan selama pandemi. Karena perkebunan kelapa sawit telah mendorong hadirnya sentral produksi pangan di daerah.
"Perkebunan sawit memang tidak menghasilkan pangan, tapi kehadiran mereka mendorong tumbuhnya sentra produksi pangan di sekitarnya, misalnya produksi pangan, hortikultura, ternak, dan ikan. Ada simbiosis mutualisme antar mereka. Terjadi inter-trade secara lokal," terangnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, ekspor minyak sawit dan produk turunannya di kala pandemi tetap tinggi. Bahkan, volume ekspor pada April 2020 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dikonfirmasi data Gapki, pada April 2019, volume ekspor minyak kelapa sawit dan produk turunannya tercatat 2,44 juta ton, sedangkan pada April 2020 tercatat sebanyak 2,65 juta ton. Meski begitu, pada kuartal I-2020, produksi minyak sawit turun dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Kendati demikian, nilai ekspor sawit pada caturwulan I-2020 menguat 9,2% menjadi US$6,96 miliar, dibandingkan sebelumnya yang senilai US$6,37 miliar.
"Produksi minyak sawit turun bukan karena Covid, tapi karena dampak kemarau tahun lalu," pungkasnya. (CE2)

Sumber: