Menelisik Pembuatan Batik Tulis KaGaNga, Batik KaGaNga Khas Suku Rejang

Menelisik Pembuatan Batik Tulis KaGaNga, Batik KaGaNga Khas Suku Rejang

Dalam batik tulis KaGaNga, terdapat huruf-huruf aksara yang khas hanya dimiliki oleh suku Rejang. Bahkan batik tulis tersebut adalah warisan kreativitas Indonesia yang keindahannya tidak bisa dipungkiri.

ARI MUHAMMAD RIDWAN, CURUP

Dari segi motif, bahan kain, dan pembuatannya pun tergolong unik. Karena itu, harganya relatif lebih mahal jika dibandingkan kain-kain yang hanya di cap. Begitu juga berlaku bagi batik tulis KaGaNga, sebagai salah satu bentuk warisan budaya suku Rejang yang berada di bumi Pat Petulai Kabupaten Rejang Lebong.

Saparudin (48) merupakan warga Kelurahan Batu Galing Kecamatan Curup Tengah, seorang pengrajin batik rumahan yang masih mempertahankan keaslian dan keunikan warisan budaya suku Rejang, mengungkapkan kepada jurnalis CE Minggu (29/8) kemarin.
"Batik tulis yang dalam proses pembuatannya menggunakan alat-alat tradisional, tentu mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Itu didasari dengan kreativitas yang dimiliki pengrajin batik. Di salah satu kesempatan ini, saya ingin mengenalkan dan mengingatkan kembali bahwa masih ada warisan budaya di tanah Pat Petulai ini yakni batik tulis KaGaNga," ungkapnya.

Dalam wawancara Saparudin mengatakan pembuatannya batik tulis KaGaNga melalui serangkaian tahapan. Diantara proses tersebut yakni membuat sketsa atau menjiplak, selanjutnya proses pencantingan, lalu pewarnaan pada kain tergantung jumlah warna yang diinginkan, misalnya pewarnaan dilakukan sebanyak 3 kali maka penyantingan juga dilakukan sebanyak 3 kali. Lalu pada tahap akhir kain tersebut direbus dalam air mendidih dengan menggunakan soda as, soda tersebut dimaksudkan khusus untuk melunturkan lilin.
"Itulah tadi serangkaian proses pembuatan batik tulis KaGaNga ini," katanya.

Dirinya menambahkan, adapun jenis kain yang digunakan yakni Kain katun prima primis. Jenis kain ini dikenal lebih halus dan tebal. Kemudian juga kain katun rayon, pada kain jenis ini dikenal lembut, dan sedikit tipis jika dibandingkan dengan kain sebelumnya.
"Untuk bahan katun prima primis itu lebih banyak diminati. Dan kebanyakan orang yang memesan sama kita mereka-mereka yang bekerja di perkantoran," ujarnya.

Terakhir Saparudin berharap, pihaknya mendapat dukungan lebih khususnya dari pemerintah daerah. Dukungan yang dimaksud yakni dukungan yang bersifat jangka panjang.
"Tidak ada maksud untuk sombong atau apapun. Kalau bantuan seperti bahan atau materi dalam hal ini uang, itu sudah sering kami dapatkan. Namun dukungan yang saya maksud disini adalah prospek jangka panjang ke depannya. Artinya saya selaku pengrajin batik di tanah Rejang ini, sangat sangat berharap ada calon penerus baik generasi muda, guna mempertahankan warisan budaya yang ada ini, seperti itu," pungkasnya. (**)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651

IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:

Sumber: