Satindra

Satindra

Wakil Walikota Palembang Fitrian Agustinda (Fitri) saat melakukan sidak bersama BPOM ke peternakan Nurul Farm di IB 1 Palembang. Dia ingin pastikan hewan kurban bebas PMK. (foto:septa/radar palembang--

Adakah yang salah dengan fatwa MUI soal kurban sapi yang terkena wabah PMK?

”Syarat hewan kurban adalah sehat dan tidak cacat. Kalau sapinya lagi kena PMK, berarti tidak sehat. Tapi, kalau sapinya sudah sembuh dari PMK, berarti sehat.”

Apakah makan daging sapi yang terkena virus PMK berbahaya?

”Tidak. Virus PMK tidak bisa hidup di inang yang ada di manusia. Bahkan, virus PMK tidak bisa hidup di inang sapi selain di mulut dan kuku.”

Berarti, tidak benar teman saya muntaber karena makan rujak cingur?

”Mungkin karena lebih banyak cabainya daripada cingur dan lontongnya.”

Apakah sapi yang terkena virus PMK perlu divaksin PMK?

”Tidak perlu. Sia-sia. Yang perlu divaksin adalah sapi sehat. Itu pun munculnya antibodi pada sapi yang divaksin adalah 14 hari.”

Adakah obat yang perlu diminumkan pada sapi yang terkena PMK?

”Kurang efektif. Bagian kuku sapi adalah bagian yang kurang mendapat aliran darah yang cukup. Pengaruh obat seperti itu kurang bisa sampai ke bagian kuku. Itulah sebabnya, obat yang saya temukan berupa salep.”

Virus PMK sudah pula sampai ke Bali. Berarti, tinggal satu langkah lagi sampai ke Australia. Apakah berita seperti itu tidak berlebihan?

”Tidak berlebihan. Sangat mungkin akan masuk juga ke Australia. Karena itu, Australia akan sangat ketat menjaga lalu lintas manusia, hewan, dan barang yang masuk ke Australia. Komoditas daging sangat memengaruhi ekonomi Australia.”

Apakah virus PMK membuat sapi mati?

”Tidak. Virus itu menyerang mulut, membuat sapi tidak bisa makan. Kurus. Lalu mati. Virus yang menyerang kuku membuat sapi tidak bisa berdiri. Karena itu, selama sapi sakit, harus digelogokkan bubur atau cairan protein dan vitamin. Sapi akan sehat lagi.”

Sumber: