Pengaruh Hujan Es di Brazil, Harga Kopi Terus Merangkak Naik

Pengaruh Hujan Es di Brazil, Harga Kopi Terus Merangkak Naik

DOK/CE Aktivitas bongkar muat kopi di Gudang H Zurdi Nata.--

KEPAHIANG, CURUPEKSPRESS.COM  - Harga komoditi kopi di tingkat petani di Kabupaten Kepahiang terus merangkak naik. Terbaru, harga komoditi terbesar di Kepahiang tersebut  tembus Rp. 26,5 ribu/Kg ditingkat pengepul.  

Namun sayang kenaikan harga komoditi tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan produksi. Karena itu pula para pengepul di Kepahiang kesulitan untuk memenuhi permintaan akan komoditi tersebut khususnya dari daerah daerah lain.

Wakil Bupati Kepahiang, Zurdi Nata yang diketahui merupakan pengepul kopi terbesar di Kepahiang jika kenaikan harga kopi dari para petani sudah diprediksi sejak jauh hari, tepatnya sejak negara Brazil yang diketahui sebagai negara terbesar produsen kopi dunia itu dilanda hujan es yang terjadi pada tahun 2021 lalu.

Sehingga mau tidak mau untuk memenuhi kebutuhan dunia salah satunya kopi produksi dari petani Kepahiang.

"Harga sekarang kami beli dari petani Rp 26.500/Kg. Jauh lebih bagus dari harga awal musim lalu yang hanya kisaran Rp 18 ribu/Kg," sebut Nata.

BACA JUGA:CSR Lampu Jalan Bank Bengkulu Sesuai Prosedur

BACA JUGA:TPID Terbaik se Sumatera, Bupati Kembali Terima Penghargaan

Sambung Nata, harga tersebut untuk biji kopi kualitas supur, dengan kadar air maksimal 22 persen, biji hitam maksimal 7 persen, busuk maksimal 15 persen dan Rbs maksimal 0,5 persen.

"Tapi sayang sekarang ini produksinya sudah mulai menipis," ujar Nata.

Dikatakan Nata, jika produksi melimpah dengan harga yang ada saat ini, dirinya berkeyakinan masyarakat Kepahiang, khususnya petani kopi akan lebih sejahtera.

"Tapi tidak perlu khawatir, harga seperti sekarang ini Rp 26.500/ Kg, saya yakin masih akan bertahan lama, karena produksi kopi dari Brazil belum akan maksimal akibat hujan es yang terjadi tahun lalu," sebutnya.

Karena itu Nata menyarankan, agar petani kopi di Kepahiang dapat meningkatkan  kualitas dan kuantitas produksi  kopi pada musim tahun 2023 mendatang, agar petani dapat meningkatkan perekonomiannya dengan harga kopi yang semakin bagus saat ini.

Sebab sampai Nata, masih membutuhkan waktu hingga 3 tahun kedepan agar perkebunan kopi di Brazil dapat kembali pulih pasca diterjang hujan es lalu.

BACA JUGA:Ini Besaran Santunan Jasa Raharja Bagi Korban Kecelakaan

BACA JUGA:Pengelolaan Sampah Diwacanakan Gunakan Pihak Ketiga

"Sekarang ini kami hanya bisa menyarankan agar petani kita lebih giat untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kwalitas hasil penannya, agar pendapatannyanjuha bisa meningkat," demikian Nata.

Sumber: