Direktur Guru Mendiksus Jenguk Guru Korban Penganiayaan ke Ar Bunda

Direktur Guru Mendiksus Jenguk Guru Korban Penganiayaan ke Ar Bunda

HABIBI/CE Direktur Guru Mendiksus saat menjenguk guru korban penganiayaan wali murid.--

REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Putra Asga Elevri MSi pada Senin (7/8) menjenguk langsung Zaharman (58) guru olahraga SMAN 7 Rejang Lebong yang menjadi korban penganiayaan oleh wali murid 1 Agustus lalu.

Pantauan CE di lokasi, kedatangan Direktur dan rombongan ke RS Ar Bunda Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan itu didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Saidirman SE MSi, Kacabdin wilayah II Rejang Lebong Inne Kristanti SP MSi dan dewan guru teman seperjuangan korban.

Kepada wartawan, Putra Asga mengaku prihatin atas musibah yang dialami oleh Bapak Zaharman. Tentu kedatangan pihaknya tidak lain untuk memberikan support baik moril maupun material.

"Alhamdulillah, dari apa yang kami lihat tadi kondisi bapak Zaharman terus membaik. Beliau juga sudah bisa tersenyum meskipun sedikit pusing," ujarnya.

Menurut Putra, untuk kasus penganiayaan yang menimpa guru ditambah lagi pelaku penganiayaan telah menyerahkan diri, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum.

"Kami meyakini penegak hukum, juga bakal bekerja dengan seprofesional dan se optimal mungkin," sampainya.

BACA JUGA:

Lanjut Putra, bahwa korban juga mengaku ikhlas dengan apa yang telah menimpanya dan mengikuti apa yang telah menjadi proses hukum dengan sebaik mungkin.

"Saya melihat bapak ini sangat luar biasa, beliau orangnya ikhlas," katanya.

 

Ngaku Trauma dan Minta Pindah

Di hadapan Direktur Dikmen Diksus, Zaharman mengaku trauma akan kejadian yang telah menimpanya selepas ia dirawat di RS Ar Bunda.

Bahkan dalam kesempatan itu, Zaharman juga meminta pindah agar tidak kembali ditempatkan ke SMAN 7 Rejang Lebong.

Zaharman mengaku jika dirinya adalah pendatang, sehingga dirinya merasa takut untuk kembali ke Binduriang.

Sumber: