Taman Nasional Wasur Menjelajah Lahan Basah di Papua
--
Di taman ini tumbuh subur berbagai jenis pohon bakau (mangrove), bambu dan sagu yang belum dimanfaatkan untukkepentingan masyarakat.
Terlihat pula satwa Rusa di kawasan tersebut bisa dilihat pada setiap petang saat mentari hampir terbenam.
Satwa itu keluar dalam jumlah banyak untuk mencari minum dan pada saat itulah masyarakat melakukan pembantaian untuk dijadikan dendeng guna diantarpulaukan ke luar tanah Papua dengan harga relatif baik.
Lahan basah di taman nasional ini merupakan ekosistem yang paling produktif dalam menyediakan bahan pakan dan perlindungan bagi kehidupan berbagai jenis ikan, udang dan kepiting yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Berbagai jenis satwa seperti burung migran, walabi dan kasuari sering datang dan menghuni Danau Rawa Biru. Oleh karena itu, Danau Rawa Biru disebut “Tanah Air” karena ramainya berbagai kehidupan satwa.
Lokasi ini sangat cocok untuk mengamati atraksi satwa yang menarik dan menakjubkan.
Beberapa bagian wilayah TN masuk dalam Distrik Sota Merauke.
Meski kondisinya masih sederhana, distrik ini memiliki makna tersendiri karena menjadi daratan terakhir Indonesia di bagian timur, yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea. Suasana di kawasan perbatasan ini cukup nyaman.
Selain tugu perbatasan, di area ini juga terdapat taman yang dilengkapi dengan beberapa pondok bergaya Honai (rumah adat Papua yang berbentuk kubah dan beratap jerami).
Di salah satu sudut taman, pengunjung juga bisa menemukan sebuah bangunan unik, yakni Musamus. Layaknya sebuah tugu.
Bangunan setinggi sekitar dua meter dan berwarna cokelat ini adalah sarang semut.
Selain di area perbatasan tersebut, Musamus juga banyak dijumpai di beberapa spot di Taman Nasional Wasur dengan ukuran yang beragam, dari mulai beberapa centimeter hingga 3 meter.
Rumah Semut begitu orang menyebutnya, padahal Musamus begitu sebutan penduduk lokal merupakan “istana” yang dibangun oleh koloni rayap.
Menggunakan campuran dari rumput kering sebagai bahan utama dan liur sebagai semen untuk merekatkannya, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun istana rayap ini.
Keistimewaan dari rumah rayap ini adah rancangan ventilasinya yang berupa lorong-lorong yang membantu melindungi dari air hujan, dan membantu melepas panas ke udara ketika musim panas tiba.
Sumber: