Batu Menangis di Wisata Suban Air Panas Curup, Batu Peninggalan Zaman Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya
Batu menangis di pemandian suban air panas Curup.-NIKE/CE-
CURUPEKSPRESS.COM - Keberadaan batu menangis atau Putri Selangkah yang berada di Wisata Suban Air Panas Curup adalah batu peninggalan zaman kerajaan Majapahit dan juga Sriwijaya. Kala itu batu pertama kali ditemukan oleh pihak kehutanan, maka barulah itu batu ini dinobatkan menjadi peninggalan megalitikum zaman purbakala perwakilan Jambi kala itu sebagai peninggalan yang bersejarah.
Batu ini sendiri selain adanya cerita menjadi peraduan dan perenungan menangis, namun ada pula cerita turun temurun jika itu adalah batu jelmaan langsung dari "Putri Selangkah" yang menurut cerita dia adalah putri bungsu dahulu saat zaman kerajaan yang ada di Rejang Lebong.
BACA JUGA:Runtuhnya Kerajaan Pat Petulai, Awal Mula Putra Raja Majapahit Pimpin Kerajaan Baru di Tanah Rejang
Kurang lebih bebatuan ini sudah ada sejak tahun 1945, pasalnya menurut pengelola objek wisata tersebut pada saat zaman perang Belanda batu tersebut sudah ada dan ditemukan. Yang mana jika dahulunya lokasi batu tersebut berada ditengah hutan, yang saat ini sudah menjadi pusat perkotaan, sehingga batu menangis ini dekat untuk dikunjungi.
Batu menangis sendiri satu diantara batu lainnya yang ada di Wisata Suban Air Panas Curup, dahulunya dicarikan jika lokasi Wisata Suban Air Panas Curup, menjadi lokasi berkumpulnya para raja dan putri termasuk "Putri Selangkah".
Namun sayangnya konon ceritanya putri ini ditinggalkan di lokasi Wisata Suban Air Panas Curup. Adapun "Putri Selangkah" sendiri adalah istilah untuk putri yang cantik dan indah.
Pengelola Wisata Suban Air Panas Curup, adalah garis keturunan dari "Putri Selangkah" yang mana keluarga dari pengelola suban adalah keturunan dari Pangeran Rejang Abdul Hamid kala itu.
BACA JUGA:Sejarah Majapahit di Rejang Lebong, Dirikan Kerajaan Bernama Pat Petulai
Batu menangis atau " Putri Selangkah" adalah putri yang dulunya memiliki kekuatan cukup sakti pada saat zaman kerajaan, namun sayangnya dalam cerita rakyat menghilang lantaran harus dijodohkan dengan Putra Gambir Malang yang merupakan putra Suku Rejang. Namun sejauh ini Batu menangis atau " Putri Selangkah" yang bisa disebut sebagai faktanya.
Yakni batu ini menjadi situs purbakala yang telah dibukukan sebagai peninggalan sejarah, yang harus terus dirawat dan dilestarikan. Sejumlah cerita sendiri adalah cerita rakyat dan cerita turun temurun dari pengelola Wisata Suban Air Panas Curup.
Sumber: