Abu Ubaidah bin Jarrah: Pembela Setia Nabi Muhammad SAW dan Islam
ILUSTRASI/NET Abu Ubaidah bin Jarrah, Pembela Setia Nabi Muhammad SAW dan Islam--
Abu Ubaidah juga dikenang sebagai salah satu pejuang tangguh dalam Perang Badar, salah satu pertempuran paling bersejarah dalam Islam.
Dalam pertempuran ini, dia berada di barisan depan pasukan Muslim dan berjuang dengan keberanian luar biasa, tanpa rasa takut akan kematian.
Pasukan Quraisy sangat waspada terhadapnya dan menghindar untuk berhadapan langsung dengannya. Namun, ada seorang pria yang terus mengejar Abu Ubaidah di medan perang.
Setelah beberapa saat berusaha menghindar, Abu Ubaidah akhirnya berhadapan dengan pria tersebut. Dalam pertempuran tersebut, dia terpaksa memukul pria itu hingga tewas.
Namun, saat mengetahui siapa pria tersebut, Abu Ubaidah merasa sangat terpukul. Ternyata pria itu adalah ayahnya, Abdullah ibn al-Jarrah, yang memerangi Islam.
BACA JUGA:Ini Janji Para Malaikat Kepada Nabi Muhammad, Bagi Umatnya yang Rajin Bersholawat
BACA JUGA:Syekh Ali Jaber : Kenalilah Siapa Nabi Muhammad
Keputusan Abu Ubaidah untuk bertindak dalam pertempuran itu sangat berat, karena di satu sisi ia tidak ingin melukai ayahnya, namun dalam konteks peperangan antara iman dan kemusyrikan, dia harus mengambil keputusan tersebut demi agama.
Momen ini menunjukkan kekuatan iman Abu Ubaidah dalam membela kebenaran, meskipun harus menghadapi kenyataan yang sangat sulit.
Peristiwa ini kemudian diabadikan dalam Al-Qur’an dalam Surat Al-Mujadalah Ayat 22, yang menyatakan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, meskipun itu melibatkan anggota keluarga, akan mendapatkan pertolongan dan surga dari-Nya.
"Artinya: Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung."
BACA JUGA:Jangan Asal Potong Ini Urutan Memotong Kuku Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad
BACA JUGA:Apakah Shalat Tahajud Harus Tidur Dulu? Begini Penjelasan Syekh Ali Jaber
Abu Ubaidah: Pemimpin yang Menolak Kepemimpinan
Sumber: