Mengapa Tren Makanan yang FOMO Menarik untuk Usaha? Ini Resikonya

ILUSTRASI/NET Tren Makanan yang Fomo--
Ketika tren berakhir, usaha Anda berisiko kehilangan pelanggan secara drastis.
Banyak pelaku usaha lain yang juga ingin memanfaatkan tren ini, sehingga persaingan harga dan kualitas menjadi sangat tajam. Usaha yang hanya mengandalkan tren berpotensi kesulitan ketika tren mereda. Perlu strategi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan bisnis.
Ekspektasi tinggi terhadap permintaan sering kali membuat pelaku usaha memproduksi dalam jumlah besar. Jika tren tiba-tiba meredup, produk Anda bisa tidak terjual.
BACA JUGA: Makanan Sehat dan Lezat yang Wajib Kamu Coba Sekali Seumur Hidup!
BACA JUGA:3 Makanan yang Baik Untuk Jantung!
Strategi Mengurangi Risiko
Jangan hanya bergantung pada satu jenis produk. Selalu siapkan alternatif lain yang lebih klasik atau tidak mudah ditinggalkan pelanggan.
Perhatikan siklus hidup tren dan siapkan strategi untuk menghadapi perubahan, seperti inovasi produk atau rebranding.
Manfaatkan Branding yang Kuat, Bangun merek yang dikenal tidak hanya karena tren, tetapi juga karena kualitas dan pelayanan.
Hal ini membantu bisnis tetap relevan meskipun tren berubah.
Mulailah dengan produksi kecil untuk menguji pasar.
Jangan terburu-buru meningkatkan skala sebelum memahami pola permintaan.
Berbisnis melalui tren makanan yang FOMO adalah peluang yang menjanjikan, tetapi membutuhkan strategi yang matang agar tidak terjebak dalam risiko.
Dengan inovasi, branding yang kuat, dan diversifikasi produk, Anda dapat memanfaatkan tren tanpa harus takut kehilangan arah ketika tren memudar. Ingat, kunci keberhasilan bukan hanya mengejar viralitas, tetapi juga menciptakan nilai yang bertahan lama bagi pelanggan.
Sumber: