Fantasis! Segini Gaji Muadzin Masjidil Haram 2025, Pengabdian yang Menginspirasi

Muadzin Masjidil Haram--
CURUPEKSPRESS.COM - Menjadi muadzin di Masjidil Haram adalah kehormatan yang tidak semua orang dapat raih. Mereka tidak hanya bertugas mengumandangkan azan, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga semangat spiritual umat Islam di seluruh dunia. Pada tahun 2025, gaji para muadzin ini menjadi perhatian banyak orang, tidak hanya karena jumlahnya yang signifikan, tetapi juga karena makna di balik pengabdian mereka.
Para muadzin di Masjidil Haram menerima gaji bulanan antara 2.000 hingga 3.000 riyal Saudi, yang setara dengan sekitar Rp8 juta hingga Rp12 juta. Meskipun angka ini terbilang besar, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk menyumbangkan gaji tersebut kepada yang membutuhkan. Ini menegaskan bahwa bagi mereka, tugas sebagai muadzin lebih dari sekadar pekerjaan duniawi; itu adalah bentuk pengabdian yang tulus kepada umat.
BACA JUGA:Jadwal Pembukaan Pendaftaran Pendamping Desa Tahun 2025 Beserta Rincian Gajinya, Cek Disini!
Syarat untuk menjadi muadzin di Masjidil Haram sangat ketat. Calon muadzin harus mampu membaca Alquran dengan baik, memiliki hafalan yang cukup, menguasai tajwid, serta memiliki suara yang merdu dan lantang. Selain itu, mereka juga harus memiliki akhlak yang baik dan pemahaman mendalam tentang hukum-hukum syariat Islam.
Peran muadzin di Masjidil Haram diibaratkan sebagai penerus Bilal bin Rabbah, sahabat Rasulullah yang dikenal sebagai muadzin pertama dalam sejarah Islam. Tugas ini bukanlah sekadar rutinitas, melainkan sebuah tanggung jawab yang sarat makna. Setiap panggilan azan menggema dari Ka'bah, mengingatkan jutaan umat Muslim untuk menunaikan sholat.
BACA JUGA:Kamu Harus Tahu! Ini 2 Kategori PNS yang Tidak Menerima Gaji ke-13 Tahun 2025
Ketulusan dan kesederhanaan para muadzin ini menjadikan mereka teladan bagi umat. Mereka tidak mencari popularitas atau kekayaan, melainkan fokus pada ridha Allah dan pahala yang abadi. Suara azan yang menggema dari Masjidil Haram menjadi pengingat akan pentingnya ibadah, menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia.
Melalui pengabdian mereka, para muadzin Masjidil Haram menunjukkan bahwa pekerjaan mulia tidak diukur dari gaji, tetapi dari niat dan pengabdian. Semoga kita semua dapat meneladani akhlak mulia mereka, dan merasakan semangat keimanan yang terus berkobar melalui seruan azan yang penuh berkah.
Sumber: