Komisi I Minta Komite Medik Beri Sanksi Kepada dr Budi

Komisi I Minta Komite Medik Beri Sanksi Kepada dr Budi

KEPAHIANG, CE - Komisi I DPRD Kepahiang pada Selasa (01/8) kemarin, mengelar rapat dengar pendapat terkait keluhan salah satu keluarga pasien yang mengeluhkan sikap dr Budi Arta Sitepu. Hadir dalam rapat dengar pendapat tersebut ketua Komisi I Nurahman Putra A Md, Anggota Komisi I Hj Ice Rakizah SKm, Edwar Samsi Sip MM, Rica Denis SSi MSi, Hamdan Sanusi, H Zainal S Sos MSi.

Juga hadir ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sekaligus Dirut RSUD Kepahiang dr Febi Nur Sanda, mewakili Komite medik dr Sazili S POg, Serta dr Budi Arta Sitepu. Rapat yanh dipimpin langsung oleh ketua komisi I Nurahman Putra A Md meminta penjelasan dari pihak keluarga pasien yakni H Zainal.

"Kami minta saudara H Zainal untuk menjelaskan kronologis yang terjadi di RSUD Kepahiang," sampai Nurahman. Sementara itu H Zainal selaku keluarga pasien yang hadir menyampaikan rasa kecewa dan protesnya terhadap sikap dan pelayanan RSUD Kepahiang yang dilakukan oleh dr Budi Arta Sitepu.

"Untuk diketahui pada Malam Minggu (30/7) lalu saya menjaga pihak keluarga di RSUD Kepahiang, dimana pasien tersebut merupakan kakak saya. Pada malam itu yang piket dr Budi Arta Sitepu, saat itu kakak saya dalam keadaan gelisah, lalu perawat menelpon dokter piket karena pasien memburuk. Saat itu tibalah dokter Budi dan langsung bertanya mana suaminya pasien, padahal dr Budi sudah melihat riwayat dari pasien," sampai Zainal.

Namun, menurut Zainal karena dalam keadaan panik, lalu ia bertemu dr Budi untuk membicarakan soal kondisi pasien yang sedang dalam kritis. "Tidak sampai disitu, saya menyaksikan dr Budi marah, kemudian saya dipanggil. Ia malah marah dan melontarkan nada tinggi, kan sudah harus dirujukan ke RSMY, ke Palembang, kenapa gak dirujuk," beber Zainal menirukan perkataan doktersebut.

Dilanjutkan Zainal, pada saat itu dirinya hanya berusaha menjelaskan kepada dr Budi tanpa nada emosi sembari menjelaskan jika keluarganya belum ada yang tahu kalau kondisi pasien itu kritis.  "Saya keberatan jika pak Budi membentak-bentak perawat, dan pihak keluarga," sampai Zainal.

Menurutnya, ia meminta agar kejadian ini jangan terulang kembali. "Maksud saya jangan terulang lagi kedepannya karena kita melayani masyarakat ,setelah saya telusuri ternyata dr Budi biasa kasar kepada pasien maupun perawat. Saya menyayangkan sikap dr Budi yang dinilai arogan dan kasar, pelayanan RSUD selama kami disitu bagus,tetapi oknum dr yang menurut saya tidak layak menghadapi pasien seperti itu," ujar Zainal.

Hal senada diungkapkan, Edwar Samsi SIp MM mengatakan jika seorang dokter harus memberikan perawatan dan pelayanan dengan baik. "Saran saya kalau bisa menyenangkan orang terlebih dahulu, ketika pihak RSUD Kepahiang menyambut dengan baik maka keluarga pasien akan senang,terlebih itu sehat atau tidak,yang penting kita beri pelayanan yang prima kepada pasien," papar Edwar. Ia menjelaskan sebagai contoh pelayanan yang maksimal diberikan kepada keluarga pasien agar RSUD Kepahiang bisa memberikan pelayanan.

"Sebagai contoh saja, pak waka 1 itu pernah merawat ibunya, anaknya disalah satu RS di Jakarta, dimana pelayanannya cukup baik, setiap perawat ganti sip, maupun dokter,mereka pamit kepada pihak keluarga,maksud saya ini boleh diadopsi oleh RSUD Kepahiang seperti itu dengan peningkatan pelayanan. Kan mau akreditasi," pungkas Edwar.

Disisi lain, dr Budi Arta Sitepu menyampaikan permohonan maaf secara langsung dalam rapat atas ketidak nyamanan. "Saya minta maaf atas tindakan saya pada malam itu,pak Zainal mungkin tidak berkenan,namun bahwa kejadian itu terjadi lantaran saya pada malam itu jadi dokter piket dengan menangani pasien yang cukup banyak. Dimana pasien IGD, pasien lainnya harus saya pantau, sementara telpon dari perawat mengatakan kondisi pasien dalam keadaan kritis,saya juga minta maaf kalau saat pasien meninggal dunia, saya tidak ada disana saat itu," ucap dr Budi.(CE3)

Sumber: