Chitosan: Biofungisida Alami Dari Limbah Crustacea Untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
Foto bersama Dosen Unib dan peserta.-ist-
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Unib
CURUPEKSPRESS.COM - Provinsi Bengkulu yang terletak lebih dari 700 km di Pantai barat Sumatera memiliki potensi hasil perikanan yang sangat besar, termasuk kepiting dan udang. Limbah perikanan berupa cangkang kepiting dan kulit udang dapat diolah lebih lanjut menjadi fungisida alami yang dapat digunakan dalam hama dan penyakit tanaman.
Oleh karena itu, pada hari Sabtu tanggal 9 Agustus 2025 tim pengabdian pada Masyarakat dari Jurusan Perlindungan Tanaman Faperta UNIB yang diketuai oleh Dr. Ir. Tunjung Pamekas, MSc. dan 3 orang anggota tim Dr. Yenny Sariasih, SP.MSc., Ilmi Hamidi, SP.MSi dan Prof. Agustin Zarkani, SP. MSc. PH.D telah melakukan kegiatan PPM di Desa Sumber Agung, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara.

Saat kegia-ist-
Kegiatan diikuti oleh perangkat desa, petani, ibu rumah tangga dan masyarakat setempat. Mayoritas peserta belum mengetahu apa itu chitosan, bahan asal, manfaat dan keuntungan dan cara membuatnya.
Penjelasan tim tentang chitosan mulai dari pengertian hingga cara aplikasi yang disertai contoh chitosan sangat menarik perhatian para peserta kegiatan. Senyawa alami yang ramah lingkungan ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit sehingga dapat sebai pengganti pestisida kimia sintetik.
BACA JUGA: Tim PKM Dosen Prodi TPTU AKREL Sukses Gelar Pembuatan Telur Asin

Saat kegiatan berlangsung.-ist-

olahan-ist-
Sumber: