Dewan Sebut Butuh Penanganan Serius, prihal 218 Pelajar SMP di RL Dipastikan Tidak Lulus

Selasa 28-05-2024,08:00 WIB
Reporter : Nike Oktarina
Editor : Nike Oktarina

CURUP, CURUPEKSPRESS.COM - Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Rejang Lebong, Juwita Astuti mengatakan jika prihal 218 Pelajar SMP di RL Dipastikan Tidak Lulus atau berhenti sekolah pada tahun ajaran 2023 - 2024 tersebut. 

Dimana persoalan tersebut menurutnya , butuh penanganan serius, pasalnya efek dari pelajar berhenti sekolah tersebut berdampak sangat besar kedepannya. 

 

Terlebih angka pelajar berhenti di Rejang Lebong dengan tren yang cendrung meningkat, pasalnya pada tahun ajaran 2022 - 2023 ada 205 pelajar. 

 

Pada tahun 2023 - 2024 ini ada 218, sehingga angka ini terus meningkat, dan lebih dari 2 %. 

 

BACA JUGA:Heboh 218 Pelajar SMP Dipastikan Tidak Lulus, Ini Penjelasan Kadis Dikbud Rejang Lebong

 

BACA JUGA:Miris, 218 Pelajar SMP di RL Dipastikan Tidak Lulus

 

Adapun penanganan serius yang harus dilakukan, bukan hanya 1 pihak saja, melainkan  seluruh pihak harus mengambil peran. 

 

Sekolah, masyarakat, pemerintah, orang tua dan pihak lainnya, yang berjalan dikoridornya untuk memaksimalkan agar angka anak berhenti di Rejang Lebong bisa menurun pada tahun berikutnya. 

 

“Kita harus mengambil peran kita masing - masing untuk mengurangi angka tersebut,” sampainya. 

 

Peran orang tua bisa mengawasi dan memastikan anak pergi dan mengikuti pelajaran sekolah, peran sekolah bisa mengakatifkan Badan Konseling (BK) sekolah guna memerhatikan prilaku anak, sehingga bisa mengetahui persoalan anak sejak dini. 

 

BACA JUGA:Targetkan Siswa Lulus 100 Persen, Ini Keterangan MAN Rejang Lebong

 

BACA JUGA: 2 Siswa SMKN 2 Rejang Lebong Lolos SNBP

 

Ditambah dengan peran masyarakat umum

yang harus peduli dengan lingkungan, jika ada pelajar usia remaja yang nongkrong atau balap liar diwilayah mereka bisa ditegur, bahkan dikembalikan ke orang tua mereka. 

“ Karena memang dampak dari hal ini luar biasa, anak berhenti sekolah, dengan salah satu penyebabnya menikah, angka dibawah umum meningkat.

 

Tidak matang dalam penikahan, karena usia muda, tidak mencari nafkah lantaran tidak tamat sekolah, akhirnya bercerai, angka perceraian meningkat, termasuk juga angka Bunuh Diri (Bundir) lantaran ekonomi, akhirnya ini berimbas panjang,” ujarnya. 

 

Dalam hal ini pihaknya juga akan memanggil dan berkoordinasi dengan pihak Dikbud Rejang Lebong terkait dengan hal tersebut, seperti apa langkah yang diambil untuk meminimalisir angka pelajar putus sekolah, jangan sampai ada kesan pembiaran, sangat disayangkan, adanya ratusan palajar putus sekolah. 

Kategori :