Untuk menjawab tantangan ini, serangkaian sesi pelatihan yang dilaksanakan dari tanggal 14 - 16 September 2024 dengan melibatkan 32 petani yang tergabung dalam Gapoktan Sumber Mulya dan mewakili 9 desa, terdiri dari 22 orang petani laki-laki dan 10 orang petani perempuan dari usia 20 sampai dengan 60 tahun, juga dihadiri oleh petugas Penyuluh Pertanian.
Fokus pelatihan adalah teknik pembuatan bokashi dan vermikompos, pengembangan bibit cabai berkualitas dan bersertifikat, serta pengolahan susu sapi menjadi produk susu yang beraroma dan yogurt dengan penambahan pasta buah mangga.
BACA JUGA:IAIN Curup Jalin Kerjasama dengan FH UNIB, Ini Kesepakatannya
BACA JUGA:Dosen UPP-UNIB Dukung Kemandirian Ekonomi Petani Kopi
Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk membekali para petani dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan praktik pertanian mereka dan meningkatkan produktivitas. Sesi pelatihan memberikan wawasan praktis dan pengalaman praktek langsung, sehingga memungkinkan petani untuk mengadopsi teknik dan teknologi baru dalam kegiatan sehari-hari mereka. Dalam kegiatan pelatihan diawali dengan peningkatan pengetahuan dengan penyampaian materi di dalam kelas.
Selanjutnya selama 3 hari dilakukan praktek lapangan pada masing-masing topik yang diikuti kelompok tani yang memiliki minat pada topik yang ditentukan.
BACA JUGA:Dosen Unib Latih Petani Suro Ilir Pembibitan Jamur Tiram
BACA JUGA:Dosen Unib Ajarkan Petani Air Meles Atas Kelola Produk Pertanian Menjadi Aneka Bolu
Program pembuatan kompos (disampaikan oleh Dr. Ir. Sigit Sudjatmiko, MSc) mengintroduksi teknologi pengomposan metode Bokashi untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos berkualitas dan bernilai jual lebih tinggi. Untuk lebih meningkatkan kualitasnya, pupuk kompos akan ditambahkan jamur antagonis Trichoderma yang mampu mengurangi serangan jamur fusarium, pada fase vegetatif tanaman cabai maupun komoditi tanaman sayuran lainnya.
Program introduksi teknologi menghasilkan bibit cabai bersertifikat (disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, MS) yang langsung dapat dimanfaatkan oleh petani guna mengganti bibit yang biasa diambil dari pertanaman sebelumnya. Bibit cabai yang diproduksi berasal dari benih varietas cabai hasil persilangan. Peserta diajari cara membuat tetua galur murni, bagaimana menjaga kemurniannya dan membuat cabai hibrida.
Penyerahan peralatan pengolahan susu milk favored dan yogurt mangga.-IST/CE-
Program introduksi teknologi pengolahan susu sapi segar menjadi produk olahan berbagai rasa (flavoured milk) dan yogurt dengan penambahan pasta buah mangga (disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Endang Sulistyowati, MSc.) yang memiliki keunggulan daya simpan lebih lama dan kandungan nutrisi dari produk tetap terjamin serta lebih disukai. Bahan rasa dapat dibuat dari bahan yang banyak tersedia, seperti mangga, durian dan lainnya.
Program pelatihan selama tiga hari ini disambut dengan antusiasme yang tinggi dari para petani, yang secara aktif berpartisipasi, bertanya pada materi yang kurang paham serta permasalahan mereka selama ini dialami, dan juga sangat aktif dalam kegiatan praktek. Harapan yang tinggi dari masyarakat untuk pengembangan lebih lanjut juga terlihat jelas, dengan banyaknya warga yang menyatakan harapannya untuk mendapatkan bimbingan lebih lanjut dari para dosen Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.