Dosen UPP-UNIB Dukung Kemandirian Ekonomi Petani Kopi

Dosen UPP-UNIB Dukung Kemandirian Ekonomi Petani Kopi

Foto bersama pelatihan Diversifikasi Produk Kopi Varian Kopi Herbal oleh Dosen UPP-UNIB kepada Kelompok Tani Bima Saktal dan Tunas Jaya di Desa IV Suku Menanti Kabupaten Rejang Lebong.--

Pada Program Kosabangsa DRTPM 2023 lewat Sekolah Lapang Diversifikasi Produk Kopi Varian

 

REJANGLEBONG,CURUPEKSPRESS.COM - Pengabdian kepada Masyarakat menjadi suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh seluruh dosen dalam implementasi tri dharma perguruan tinggi. 

 

Kali ini, melalui Program Kosabangsa 2023 DRTPM Kemdikbudristek-Dikti. Rabu (27/12) kemarin Dosen UPP-UNIB mengadakan Pengabdian Masyarakat, dalam upaya mewujudkan kemandirian ekonomi kelompok tani di Desa IV Suku Menanti Kabupaten Rejang Lebong berbasis komoditas kopi.

BACA JUGA:Melalui Sejumlah Program, Kopi Kepahiang Ditargetkan Go Internasional

Pada kegiatan ini, dosen UPP sebagai tim pelaksana, didampingi oleh Dosen UNIB sebagai tim pendamping dan narasumber menyampaikan materi tentang diversifikasi produk kopi dalam bentuk varian kopi herbal.

Sementara tim pengabdian masyarakat serta narasumber juga menyampaikan, penguatan tentang pemahaman Kopi herbal sebagai inovasi pengembangan minuman kopi, yang tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan tapi juga sangat potensial untuk pengembangan usaha bisnis kopi. 

 

Perlu diketahui, pada awal pelatihan, narasumber memberikan materi terkait manfaat kopi herbal, 5 rempah pilihan yang baik untuk campuran kopi, swot bisnis kopi rempah instan, selanjutnya prosedur atau tata cara pembuatan kopi herbal/rempah.

BACA JUGA:Mahasiswa UPP Prodi Sains Perkopian Gelar Baksos, KEBASSKO Jilid 2 Tahun 2023

Narasumber juga menjelaskan, Kopi herbal mengandung campuran biji kopi, rempah-rempah, dan berbagai macam bahan herbal pilihan. Penambahan bahan herbal tersebut mempengaruhi kadar kandungan nutrisi pada kopi. Penambahan bahan herbal meliputi cabe jamu, jahe, kayu manis, cengkeh, bunga lawang dan kapulaga dapat meningkatkan energi total, lemak, protein, karbohidrat, gula total, vitamin C dan menurunkan kadar kafein.

BACA JUGA:Korem 041 Gamas Targetkan Penanaman Kopi Robusta Hingga 10 Hektar di Kepahiang

Nah setelah memberikan materi, diadakan sesi diskusi bersama peserta yang mayoritas merupakan anggota dari kelompok tani bima saktal dan tunas jaya di Desa IV Suku Menanti. Pada sesi diskusi, mereka mengatakan bahwa di desa banyak ditemukan rempah yang disebutkan sangat berpotensi sebagai campuran kopi herbal tadi oleh narasumber. Namun rempah tersebut belum termanfaatkan dengan baik, karena minimnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengembangan usaha kopi herbal.


Anggota Kelompok Tani Peserta Pelatihan melakukan praktik pembuatan komposisi kopi herbal sesuai rempah yang telah disediakan--

Setelahnya, acara dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan kopi herbal, dengan menghaluskan terlebih dahulu tanaman rempah yang akan dijadikan campurannya seperti kayu manis, cengkeh, jahe, dan gula aren.

 

Kemudian selanjutnya, diberikan alternatif metode pengemasan untuk penjualan, yaitu dalam bentuk kemasan dengan gramasi umum, dan dengan drip bag seperti kantung teh celup sebagai bentuk kemasan sachet.

BACA JUGA:Dosen UPP-UNIB Sosialisasikan Good Agriculture Practice Tanaman Kopi Melalui Program Kosabangsa Hibah DRTPM

Sementara melalui kegiatan ini, kelompok tani sangat tertarik dengan ide penjualan kopi herbal dalam bentuk kemasan sachet menggunakan drip bag.

Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Kelompok Tani Tunas Jaya, Hariadi (38) setelah dilaksanakannya kegiatan pengabdian masyarakat, dirinya sangat senang atas kehadiran dan ilmu yang telah diberikan kepada anggota kelompok tani di Desa IV Suku Menanti.

BACA JUGA:Harga Kopi Menanjak , Hasil Panen Menurun

"Insya Allah kami pun mau jika ada tindak lanjutnya lagi dari kegiatan pengabdian masyarakat di Desa IV Suku Menanti ini," ujarnya.

 

Salah satu anggota kelompok tani Bima Saktal yang hadir Sumanto juga menambahkan, bahwa mereka mengharapkan adanya keberlanjutan pendampingan dari perguruan tinggi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keberdayaan kelompok tani.

"Kami harap kegiatan seperti ini bisa berlanjut," terangnya.

 

Untuk diketahui, pengabdian masyarakat ini bukan hanya pemberian materi saja. Namun peserta juga diberi pre dan post test, terhadap pemahaman tentang kopi herbal dan usaha bisnis kopi herbal. Sehingga kegiatan ini bisa mengukur kadar pemahaman yang mereka miliki setelah mendapatkan materi.

BACA JUGA:Harga Jual Kopi Tinggi, Hasil Panen Kopi Sedikit, Ini Penyebabnya..

Pengabdian Masyarakat UPP-UNIB ini juga, merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan kolaborasi social membangun bangsa (Kosabangsa) yang merupakan hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek RI tahun pelaksanaan 2023.

Sumber: