
"Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang telah Allah beri nikmat kepadanya dan kamu (berbuat baik kepadanya): 'Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah', sedangkan kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang akan Allah ungkapkan, dan kamu takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak kamu takuti jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian." (QS. Al Ahzab:37)
BACA JUGA:Pengertian dan Tujuan Ceramah dalam Agama Islam
BACA JUGA:Dampak Ceramah Islam Menguatkan Iman dan Kemanusiaan
Pernikahan ini juga menghapuskan praktik jahiliyah yang melarang pernikahan antara seorang pria dengan mantan istri anak angkatnya.
Zainab dikenal sebagai wanita yang sangat dermawan dan taat beribadah. Ia sering memberikan sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim. Zainab binti Jahsy juga dikenal sebagai seorang wanita yang sangat taat kepada Allah, yang menjalani hidupnya dengan penuh ibadah dan amal soleh. Ia sering berpuasa, shalat malam, serta memberikan sedekah kepada yang membutuhkan. Ketakwaannya kepada Allah menjadikannya sebagai teladan yang patut diikuti, khususnya bagi wanita Muslimah.
Allah SWT mengatur pernikahan Zainab dengan Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan umat Islam bahwa takdir-Nya penuh hikmah dan bahwa pernikahan adalah bagian dari ibadah yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketakwaan.
BACA JUGA:Kisah Ummu Sulaim: Ketabahan yang Menginspirasi
BACA JUGA:Kisah Ummu Sulaim Yang Ketabahanannya yang Mendatangkan Berkah!
Pernikahan Zainab dengan Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya menerima takdir Allah dengan sabar. Zainab menunjukkan bahwa ketika seseorang bertakwa kepada Allah dan berusaha untuk menjalani hidupnya dengan penuh keikhlasan, maka Allah akan memberikan jalan yang terbaik baginya.
Ia meninggal pada tahun 20 Hijriah dan menjadi salah satu wanita yang sangat dihormati dalam sejarah Islam. Keteladanan Zainab sebagai seorang istri, ibu, dan individu yang taat beribadah tetap dikenang oleh umat Islam hingga hari ini.