NASIONAL, CURUPEKSPRESS.COM - Saat ini umat muslim Indonesia tengah ramai sedang memperingati Maulid Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Dimana Nabi Muhammad lahir pada 12 Rabiul Awal, yang di tahun ini jatuh pada Kamis 28 September 2023.
Da'i muda Ustadz Adi Hidayat atau UAH memberikan penjelasan tentang makna atau arti sesungguhnya dari Maulid Nabi Muhammad, dalam ceramahnya di akun instagram @kajian.ustadadihidayatlc yang telah ditonton lebih dari 51 ribu kali.
Maulid itu ulang tahun? Bukan, bukan ulang tahun maulid itu, bukan peringatan ulang tahun maulid itu.
Ingat baik-baik, kalau memakai peringatan pakai 'id', idul milad atau hari kelahiran, peringatan hari kelahiran, ulang tahun.
Tapi kalau cuma maulid, itu waktu kelahirannya.
"Awas hati-hati ya dalam memahami sesuatu, kita mesti detail dan jeli dalam memahaminya," ucap UAH.
Menurut UAH, jadi ketika disebutkan maulid itu waktu kelahirannya. Sedangkan kalau disebutkan maulud, itu artinya bayi yang lahirnya, bayinya yang dilahirkan, atau nabinya kalau dalam konteks nabi.
Sehingga kalau itu disandingkan dengan kalimat Maulidun Nabi artinya, waktu lahirnya Nabi. Tapi kalau Mauludun Nabi, itu artinya Nabinya yang dilahirkan.
Lalu sekarang apa hukumnya Maulid Nabi? UAH mengatakan, Maulid Nabi tidak ada hukumnya, karen waktu lahirnya Nabi.
Bagaimana kita bisa melekatkan hukum pada waktu lahirnya Nabi, lahir ya lahir. Hukum terlekat pada perbuatan, bukan pada benda dan bukan terletak pada waktu.
"Jadi ketika ada perbuatan melekat pada benda dan waktu itu, maka muncul hukum," tutur UAH.
BACA JUGA: Awal Mula Maulid Nabi Muhammad SAW Diperingati
Apa hukumnya hari kelahiran? Hari kelahiran tidak ada hukumnya. Yang melekat hukum itu bagaimana menyikapi hari kelahiran itu, itulah poinnya.
Setiap Rasul menantikannya, Nabi Isa menantikan, masa antum tidak menantikan itu?